DSNG - PT. Dharma Satya Nusantara Tbk

Rp 1.165

-35 (-3,00%)

JAKARTA – PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) mengantongi laba Rp508 miliar pada semester I 2024, naik 41% dibandingkan periode serupa tahun lalu. Kenaikan laba tersebut didorong peningkatan pendapatan dari semua segmen usaha, kenaikan harga produk kelapa sawit, serta penurunan biaya operasional seiring penurunan harga pupuk.

Pada semester I 2024, DSNG membukukan total pendapatan sebesar Rp4,7 triliun, naik 8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Segmen kelapa sawit menyumbang pendapatan sebesar Rp4,0 triliun, naik 5% dibandingkan semester I 2023, dengan harga rata-rata CPO dan PKO naik masing-masing sebesar 3,2% dan 8,6%.

Direktur Utama DSNG, Andrianto Oetomo, mengatakan segmen kelapa sawit masih memberikan kontribusi utama pendapatan Perseroan, yakni sekitar 86%, seiring peningkatan produktivitas, terutama dari perbaikan rendemen atau Oil Extraction Rate (OER).

“Kinerja operasional kelapa sawit Perseroan terbantu oleh membaiknya OER dari 22,62% pada semester I tahun lalu menjadi 24,05% di semester I tahun ini. Penurunan produksi CPO DSNG terutama dipicu oleh berkurangnya pembelian buah dari pihak eksternal karena terbatasnya ketersediaan TBS eksternal dengan harga yang masih memberikan marjin proses olah,” kata Andrianto Oetomo, saat menjelaskan hasil kinerja operasional dan finansial DSNG untuk semester I tahun 2024.

Sementara itu, segmen usaha produk kayu menyumbang sekitar Rp558 miliar atau kontribusi sebesar 12% terhadap total pendapatan, melesat 11% dibandingkan semester I 2023, seiring kenaikan volume penjualan produk panel hingga 25% dari tahun lalu.

Namun kondisi pasar internasional untuk produk kayu hingga saat ini masih belum pulih ke level yang diharapkan. Hal ini terlihat pada produk panel yang mengalami pelemahan harga jual dibandingkah tahun lalu, sementara harga rata-rata produk lantai kayu naik tipis karena perbedaan komposisi produk yang dijual.

“Meskipun kondisi pasar produk kayu saat ini kurang menggembirakan, namun Perseroan tetap berupaya mengembangkan bisnis produk kayu agar memiliki potensi kinerja yang lebih baik di masa depan. Rencana pengembangan saat ini masih dalam tahap penggodokan sebelum nantinya dieksekusi, tentunya dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang ada,” kata Andrianto Oetomo.

Sejak tahun lalu, segmen energi terbarukan DSNG yang berfokus di biomassa, mulai memberikan kontribusi pendapatan bagi DSNG, melalui penjualan cangkang kelapa sawit ke Jepang. Pada semester I 2024, energi terbarukan menyumbang Rp119 miliar atau sekitar 2,5% dari total pendapatan Perseroan, meningkat hampir 300% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Terkait melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD) sebesar 7% selama paruh pertama tahun 2024, Andrianto Oetomo mengutarakan pelemahan nilai tukar rupiah tersebut memang berdampak pada peningkatan nilai total hutang USD Perseroan yang ditranslasi ke dalam Rupiah pada tanggal pelaporan buku, sesuai dengan ketentuan standard akuntansi yang berlaku. Padahal sebenarnya hutang USD Perseroan justru mengalami penurunan sebesar 12% dibandingkan akhir tahun 2023 seiring dengan pembayaran angsuran pokok. Hingga akhir Juni 2024, saldo hutang USD Perseroan berkisar 20% dari total hutang Perseroan.

Andrianto Oetomo juga menyatakan tidak kuatir terhadap kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban pembayaran hutang USD yang jatuh tempo mengingat total kewajiban pembayaran tersebut hanya berkisar 25% dari total pendapatan dalam USD yang dihasilkan oleh segmen usaha produk kayu dan renewable energi, sehingga terjadi natural hedging.

Sementara itu, performa positif DSNG juga mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, baik terkait kinerja finansial maupun kinerja di bidang keberlanjutan. Pada bulan Mei 2024 yang lalu, DSNG mendapatkan penghargaan dengan predikat Green Elite dan Platinum Plus dari InvestorTrust.Id bekerja sama dengan Bumi Global Karbon (BGK) untuk upaya pengungkapan dan penurunan emisi karbon Perseroan.

Baru-baru ini, DSNG kembali masuk ke dalam konstituen Index Tempo–IDN Financial 52 untuk kedua kalinya dengan kategori High Dividend.  Acara berlangsung di Novotel Hotel, Balikpapan, Kaltim, penghargaan ini diterima Perseroan pada Jumat, 26 Juli 2024. Sejumlah perusahaan yang menjadi konstituen Indeks Tempo-IDNFinancial 52 adalah perusahaan publik yang memiliki kinerja baik dan diseleksi melalui proses pemilahan data laporan keuangan dalam lima tahun terakhir.***