Kerugian Indofarma terus berlanjut hingga semester pertama
JAKARTA. PT Indofarma Tbk (INAF), emiten farmasi yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia melalui PT Bio Farma (Persero), membukukan kerugian sebesar Rp101,94 miliar pada semester pertama (1H) 2024.
Kerugian INAF pada 1H 2024 memang lebih rendah 15,38% year-on-year (yoy) atau dari periode yang sama tahun lalu, di mana kerugian perseroan tercatat sebesar Rp120,35 miliar. Namun hal ini membuat kerugian perseroan bertambah panjang, terhitung sejak tahun buku 2021.
Berdasarkan laporan keuangan yang baru saja dirilis, kerugian INAF pada 1H 2024 disebabkan oleh rendahnya penjualan bersih perseroan yang hanya mencapai Rp109,72 miliar. Di periode yang sama tahun lalu, penjualan bersih perseroan tercatat sebesar Rp363,97 miliar.
Di samping itu, beban operasional INAF pada 1H 2024 juga terhitung lebih tinggi dari laba bruto yang dibukukan. Terutama pada pos beban penjualan yang tercatat sebesar Rp29,91 miliar, beban umum Rp45,46 miliar, dan beban keuangan Rp23,25 miliar.
Sampai dengan 30 Juni 2024, total aset INAF tercatat sebesar Rp821,46 miliar. Sedangkan total ekuitasnya minus Rp906,09 miliar. Kondisi ekuitas negatif dan kerugian berkepanjangan ini, membuat saham INAF disuspensi dari perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI). (KR)