Beban operasional membengkak, Era Graharealty bukukan kerugian Rp1,18 miliar
JAKARTA. PT Era Graharelaty Tbk (IPAC), emiten pengelola dan pengembang real estate, membukukan kerugian sebesar Rp1,18 miliar pada semester pertama (1H) 2024.
Kerugian tersebut ditengarai akibat tingginya beban operasional IPAC pada 1H 2024. Hal ini terlihat dari beban langsung perseroan yang mencapai Rp8,13 miliar, naik 181% year-on-year (yoy). Kemudian beban umum dan administrasi perseroan pada 1H 2024 tercatat sebesar Rp12,69 miliar, naik 40% yoy.
Dari sisi top line, IPAC membukukan pendapatan sebesar Rp19,35 miliar pada 1H 2024. Perolehan ini lebih tinggi 66,5% yoy atau dari pendapatan pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan komisi masih menjadi kontributor utama pendapatan IPAC pada 1H 2024, dengan jumlah perolehan Rp12,49 miliar. Berikutnya disusul oleh pendapatan Marketing and Technical Fee (MTF) sebesar Rp5,23 miliar, waralaba Rp858 juta, royalti Rp581 juta, dan lain-lain Rp179 juta.
Menurut data idnfinancials.com, IPAC melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 Juni 2021. Dalam Initial Public Offering (IPO) yang digelar, perseroan menghimpun dana sesegar Rp22,79 miliar.
Sampai dengan 30 Juni 2024, IPAC memiliki total aset sebanyak Rp45,95 miliar. Sedangkan total ekuitasnya tercatat sebesar Rp34,06 miliar. (KR)