ROTI, dividend yield terempuk di antara 5 industri makanan olahan
JAKARTA - PT Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI) mencatatkan dividend yield teratas di tahun buku 2023 di antara industri makanan olahan yang menjadi konstituen Indeks52. Enam emiten industri olahan konstituen Indeks52 ini memiliki market capitalization (marketcap) di atas Rp 5 triliun.
Data dihimpun IDNFinancials dihimpun Jumat (23/8), produsen makanan olahan berlabel Sari Roti, ini membukukan dividend yield 7,69% di tahun buku 2023. Total dividennya tercatat Rp 500 miliar atau Rp 87,67 per lembar. Alokasi dividend emiten ini merujuk laba bersih tahun buku 2023 sebesar Rp 331,29 miliar, saldo laba ditahan Rp 168,70 miliar, dan total ekuitas Rp 2,39 triliun.
Di urutan dua, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatatkan dividend yield 4,35%. Total dividend tunai dibagikan Rp 2,34 triliun atau Rp 267 per saham. Laba bersih tahun berjalan yang dibagikan ke entitas induk Rp 8,14 triliun, saldo laba ditahan Rp 47,02 triliun, dan total ekuitas Rp 100,46 triliun.
Di tempat ke tiga, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) membukukan dividend yield 2,24%. Dividend tunai yang dibagikan Rp 1,22 triliun atau Rp 55 per saham. Laba bersih diatribusikan Rp 3,19 triliun, saldo laba ditahan Rp 14,55 triliun, dan total ekuitas Rp 15,28 triliun.
Di urutan empat, PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) membukukan dividend yield 2,18% dengan dividend tunai Rp 415,92 miliar atau Rp 40 per saham. Laba bersih emiten ini tercatat Rp 1,16 triliun, saldo laba ditahan Rp 5,92 triliun dan total ekuitas Rp 6,68 triliun.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) membukukan dividend yield 1,84%, menempati urutan lima di antara industri makanan olahan. Dividend tunai tercatat Rp 2,33 triliun atau Rp 200 per saham. Laba bersih dibukukan Rp 6,99 triliun, dengan saldo laba ditahan Rp 34,04 triliun dan total ekuitas Rp 62,10 triliun.
Di urutan buncit yakni, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) membukukan dividend yield 1,81%. Total dividend yang dibagikan emiten ini Rp 714,12 miliar atau Rp 90 per saham. Total laba bersih Rp 1,24 triliun, saldo laba ditahan Rp 2,11 triliun, dan total ekuitas Rp 5,94 triliun. (LK)