TOWR - PT. Sarana Menara Nusantara Tbk

Rp 830

+5 (+0,60%)

JAKARTA - PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mempertahankan pertumbuhan pendapatan di akhir tahun 2024 kisaran 4%-6%. Pada 2023, pendapatan emiten ini naik 6,38% menjadi Rp11,74 triliun dari Rp11,03 triliun di tahun 2022.

Aming Santoso, Direktur Utama TOWR menyampaikan perkiraan pertumbuhan pendapatan belum memasukkan hasil dari akuisisi Inti Bangun Sejahtera (IBST) yang angka finalnya sedang  diaudit," katanya dalam paparan publik dikutip Rabu (28/8).

Menurut dia, pendapatan IBST hasil akuisisi akan dikonsolidasikan ke Laporan Keuangan TOWR pada awal triwulan III 2024, seiring akuisisi mayoritas saham IBST pada 1 Juli 2024.

Disampaikannya pertumbuhan bisnis organik perusahaan diperkirakan akan ditopang segmen non-menara terutama Fiber To The Home (FTTH) yang bisa mencapai akumulasi 1,6-1,8 juta homes passed pada akhir tahun. Bisnis FTTH ini penting karena mendukung strategi Fixed Mobile Convergence yang dijalankan para operator telekomunikasi.

"Ini memberikan kesempatan  memperluas jaringan fiber optic iForte. Selain itu, kami menemukan sinergi aset serta operasional yang sangat baik antara segmen FTTH, Fiber To The Tower (FTTT), connectivity dan bahkan sinergi ini turut disumbangkan oleh segmen Menara," katanya.

Di sisi lain dalam paparan publik via zoom, Adam Gifari, Wakil Direktur Utama TOWR menyampaikan pertumbuh EBITDA masih di kisaran 4% seperti pada tahun lalu,  sejalan dengan kontribusi renvenue dari non tower. Perkiraan pertumbuhan EBITDA ini belum termasuk hasil akuisisi IBST yang dilakukan pada Juli 2024. Namun, target EBITDA itu akan ditinjau kembali mempertimbangkan pertumbuhan di sisi bottom line, belanja modal (Capital Expenditure/Capex), dan optimalisasi capex.

Di triwulan I 2024, emiten konstituen Indeks52 ini mencatatkan EBITDA 4,4% menjadi Rp2,54 triliun dari periode serupa tahun 2023 sebesar Rp2,43 triliun. Pendapatan Rp3,04 triliun, naik 6,3% dari Rp2,86 triliun. (LK)