JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia sepanjang Januari-September 2024 melorot 20,71% dibandingkan periode serupa tahun 2023. Penurunan neraca perdagangan disebabkan kenaikan defisit sektor minyak gas (migas) dan penurunan sektor nonmigas.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) dikutip Kamis (17/10), total neraca migas periode Januari-September 2024 turun menjadi US$21,98 miliar dari US$27,72 miliar. Neraca migas tercatat defisit US$15,04 miliar, naik dari defisit US$13,97 miliar dan migas turun menjadi US$37,02 miliar dari US$41,69 miliar.

Sementara itu, total impor sepanjang periode yang sama tahun ini tercatat US$170,86 miliar, di mana impor migas US$26,74 miliar dan nonmigas US$144,12 miliar. Total ekspor tercatat US$192,84 miliar, dengan kontribusi ekspor migas US$11,69 miliar dan US$181,15 miliar.

Di September 2024, neraca perdagangan melandai 0,8% menjadi US$3,25 miliar dari US$3,28 miliar di September 2023. Sektor migas tercatat defisit US$1,35 miliar, turun dari US$1,89 miliar dan nonmigas turun menjadi US$4,61 miliar dari US$5,17 miliar.

Di bulan yang sama, total impor senilai US$18,82 miliar, yang mana impor migas US$2,52 miliar dan impor nonmigas US$16,29 miliar. Sedangkan total ekspor sejumlah US$22,08 miliar, dengan kontribusi ekspor migas US$1,16 miliar dan nonmigas US$20,91 miliar. (LK)