DSNG - PT. Dharma Satya Nusantara Tbk

Rp 1.100

-5 (-0,46%)

JAKARTA – Walaupun produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) menurun 5,1% year-on-year (yoy), pendapatan dan laba bersih perseroan justru meningkat didukung naiknya harga jual dan turunnya harga pupuk.

Berdasarkan Laporan Keuangan Q3 2024 yang dikutip hari ini (30/10), DNSG mencatatkan kenaikan pendapatan 9% yoy menjadi Rp7,2 triliun hingga akhir September 2024 dari Rp6,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Hal ini ditopang oleh peningkatan harga jual rata-rata produk kelapa sawit, baik Crude Palm Oil (CPO) yang naik 8%, Palm Kernel (PK) 28,2%, maupun Palm Kernel Oil (PKO) 22,2%, sehingga 86% pendapatan hingga akhir Q3 2024 didominasi segmen tersebut.

Padahal, perseroan mengaku bahwa produksi TBS menurun seiring cuaca kering di wilayah Kalimantan, membawa produksi dari 1,64 juta ton per September 2023 menjadi 1,56 juta ton pada September 2024.

Selain itu, kinerja segmen produk kayu panel juga tampak membaik, naik 13,2% yoy menjadi Rp503 miliar, berkat volume penjualan yang menyubur.

Dari sisi energi terbarukan, DSNG juga melaporkan kontribusi penjualan Palm Kernel Shells (PKS) sebesar Rp162 miliar, dari ekspor 84 tibu ton PKS, hingga September 2024.

“Komoditas ini merupakan salah satu produk ekspor utama yang dipasarkan ke Jepang bekerja sama dengan Erex Singapore Pte. Ltd,” sambung manajemen lewat siaran resminya hari ini (30/10).

DSNG lantas mencatatkan lonjakan hingga 72% yoy pada laba bersihnya, dari Rp504,34 triliun menjadi Rp868,33 triliun di akhir September 2024.

Posisi keuangan perseroan juga tampak solid, dengan aset yang naik 7,8% yoy menjadi Rp17,4 triliun, terdiri dari liabilitas Rp7,8 triliun dan ekuitas Rp9,6 triliun. (ZH)