ASII - PT. Astra International Tbk

Rp 5.075

-25 (-0,49%)

JAKARTA – PT Astra International Tbk (ASII) atau Grup Astra akhirnya mencatatkan performa laba bersih yang relatif stabil di September (9M) 2024 dibandingkan 9M 2023. Hal ini merupakan sebuah pencapaian setelah pelemahan laba bersih year-on-year (yoy) per Maret dan Juni 2024.

Per Maret 2024, laba bersih ASII terkontraksi hingga 14% yoy menjadi Rp7,5 triliun. Sementara itu, per Juni 2024, kinerjanya tak kunjung membaik, malah tergelincir 9% yoy menjadi Rp15,85 triliun.

Namun, pada periode 9M 2024, laba bersih naik tipis berkat pendapatannya yang meningkat 2% yoy, dari Rp240,91 triliun di 9M 2023 menjadi Rp246,33 triliun hingga akhir September 2024.

Seperti yang sudah diberitakan IDNFinancials, penjualan mobil Astra terkontraksi di 9M 2024. Hal ini kemudian melemahkan kontribusi laba bersih segmen otomotif sehingga turun 7% yoy menjadi Rp8,5 triliun di akhir September 2024.

“Meskipun pasar mobil masih relatif lemah, namun kami memprakirakan Grup dapat mempertahankan kinerja yang kuat hingga akhir tahun ini,” ungkap Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur Astra, lewat siaran resmi yang dikutip hari ini (1/11).

Sementara itu, kontribusi segmen alat berat dan pertambangan naik tipis 1% yoy menjadi Rp9,57 triliun, seiring laba PT United Tractors Tbk (UNTR) yang naik 2% yoy. Selebihnya, peningkatan kontribusi segmen ini didorong oleh lini bisnis kontraktor penambangan dan pertambangan emas.

Segmen agribisnis Astra, yang dikendalikan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), juga tampak stagnan. Pertumbuhan pesat dicatatkan oleh segmen jasa keuangan (6%), infrastruktur dan logistik (27%), teknologi informasi (21%), dan properti (42%).

“Kinerja Grup sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2024 memperlihatkan resiliensi portofolio bisnis kami yang terdiversifikasi dengan baik,” ujar Tjondro.

Berkat pertumbuhan pendapatan 2% yoy dan kinerja yang membaik di Q3 2024, laba bersih ASII yang diatribusikan ke pemilik entitas juga turut meningkat 1% yoy menjadi Rp25,85 triliun hingga akhir September 2024, relatif stabil jika dibandingkan dengan Rp25,69 triliun per September 2023. (ZH)