PRDA - PT. Prodia Widyahusada Tbk

Rp 2.790

+10 (+0,36%)

JAKARTA – Tren penurunan laba bersih masih dialami PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), perusahaan yang menaungi jaringan laboratorium Prodia, hingga September 2024. Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, laba bersih perseroan terlihat melemah hingga 17,5% year-on-year (yoy).

Penurunan laba ini merupakan dampak dari sedikit koreksi pendapatan sebesar 0,9% yoy di akhir September 2024, dari Rp1,61 triliun menjadi Rp Rp1,60 triliun. “Namun, perolehan ini menunjukkan perbaikan positif sebesar 3.8% dari kinerja pendapatan kuartal-II 2024,” sebut manajemen optimis.

Selain itu, beberapa pos beban Prodia tampak membengkak, terutama beban operasional yang naik 5,35% yoy dan beban lain yang meningkat hingga 3 kali lipat lebih.

Pada akhirnya, PRDA mencatatkan laba bersih Rp194,17 miliar per September 2024, tergelincir jauh dari Rp235,5 miliar yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu.

Menanggapi hal ini, Dewi Muliaty, Direktur Utama Prodia, masih mengaku optimis mampu mencatatkan tren positif hingga akhir 2024. “Optimisme ini juga didorong dengan dengan meningkatnya permintaan pemeriksaan kesehatan dari corporate client,” sebutnya di siaran resmi dikutip hari ini (1/11).

Meskipun segmen klien korporasi memang sedang menghadapi kompetisi yang ketat, Muliaty mengaku masih mengharapkan hasil positif di akhir kuartal-IV.

“Selain itu, Perseroan juga sedang dalam proses mempersiapkan business model yang akan diimplementasikan di 89 cabang klinik dari 152 cabang Prodia yang tersedia. Melalui klinik ini, kami akan melakukan segmentasi dan kategorisasi pasar berdasarkan kekhasan di tiap daerahnya,” ungkap Muliaty lebih lanjut mengenai strategi pertumbuhannnya. (ZH)