Stabil, BI tetapkan suku bunga di level 6%
JAKARTA - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) hari ini (20/11) memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00%.
Siaran pers BI menyatakan bahwa keputusan ini mendukung kebijakan moneter yang berfokus untuk mengendalikan inflasi di level sekitar 2,5% pada 2024 dan 2025.
“Fokus kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global dengan perkembangan politik di Amerika Serikat (AS),” sebut Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso.
Namun, nilai tukar rupiah masih melemah, bahkan turun 0.84% hingga 19 November 2024. BI menjelaskan bahwa pelemahan rupiah diakibatkan oleh menguatnya mata uang dolar AS secara luas.
Hal ini diduga akan semakin menguat mengingat arah kebijakan fiskal yang lebih ekspansif dan strategi ekonomi berorientasi domestik (inward-looking policy) yang diusung Trump.
Selain itu, terdapat tren investor global yang memilih memindahkan alokasi portofolionya kembali ke AS. Akibatnya, tekanan terhadap mata uang dunia dan foreign outflow semakin tinggi, terutama pada negara Emerging Market (EM) seperti Indonesia.
Di dalam negeri, kebijakan makro prudensial dan sistem pembayaran diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Kebijakan makro prudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, termasuk UMKM dan ekonomi hijau,” sebut Prakoso. (ZH)