BFIN - PT. BFI Finance Indonesia Tbk

Rp 925

-20 (-2,12%)

JAKARTA – PT BFI Finance Tbk (BFIN) memasang target pertumbuhan aset dan penyaluran pembiayaan yang moderat hingga akhir tahun 2024, terutama melihat kondisi pasar otomotif yang lesu sepanjang tahun.

Berdasarkan pemaparan Sudjono, Direktur Keuangan BFIN, perseroan menargetkan pertumbuhan aset dan penyaluran pembiayaan mencapai 5% year-on-year (yoy) hingga akhir Desember 2024 mendatang.

Sebagai acuan, per Desember 2023, aset BFIN mencapai nyaris Rp24 triliun, tumbuh 9,4% yoy. Dengan kata lain, perseroan menargetkan aset sebesar Rp25,2 triliun tahun ini, sementara asetnya baru mencapai Rp24,1 triliun per September 2024.

Selain itu, dengan penyaluran pembiayaan baru mencapai Rp19,1 triliun sepanjang tahun 2023, maka BFIN menargetkan penyaluran pembiayaan naik hingga Rp20 triliun per Desember 2024 mendatang.

“Hasil sampai kuartal-III, overall result-nya cukup baik. Kami harap momentum pertumbuhan ini dapat kami maintain sampai akhir tahun. Semoga tidak ada hal surprising, sehingga kami bisa menutup tahun 2024 dengan baik, dengan target pertumbuhan keseluruhan sekitar 5%,” ungkap Sudjono dalam Public Expose BFIN sore ini (21/11).

Pada Q3 2024, BFIN memang mencatatkan beberapa peningkatan secara kuartal. Pembiayaan baru naik 19,1% quarter-to-quarter (qoq), sementara pendapatan dan laba bersih melonjak 2,7% dan 32,3% qoq.

Namun, hingga September (9M) 2024, pembiayaan baru sebenarnya turun 1,6% yoy, sedangkan pendapatan minus 1,2% yoy, dan laba bersih tergelincir 5,2%.

“Sepanjang tahun 2024, penurunan sektor otomotif berdampak juga pada industri pembiayaan. Kami melihat pertumbuhan flat, baik dari segi receivables maupun aset,” sebut Sudjono.

Untungnya, kualitas aset BFIN tetap terjaga, dengan non-performing financing (NPF) neto mencapai 0,27%, dan NPF coverage naik menjadi 2,6x. (ZH)