Harga saham turun 6,12% dalam sepekan, BUMI pangkas target produksi
JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengumumkan pemangkasan target produksi batu bara menjadi 76-78 juta ton sepanjang 2024, dari sebelumnya 78-82 juta ton.
Pemangkasan volume produksi batu bara tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor, mulai dari cuaca hingga permintaan pasar. “Tingkat curah hujan yang tinggi di Kalimantan Selatan dan faktor pasar, dan turunnya produksi Arutmin,” ungkap Dileep Srivastava, Direktur BUMI, dalam keterangan resminya beberapa hari lalu.
Sampai dengan 30 September kemarin, volume produksi batu bara BUMI telah dmencapai 57,3 juta ton. Perolehan ini meningkat 2% secara tahunan atau year-on-year (yoy). Namun harga jual batu bara rata-rata perseroan turun 13% yoy menjadi sebesar US$73,7 per ton.
Berdasarkan laporan keuangan yang baru saja dirilis, BUMI membukukan pendapatan sebesar US$926,88 juta pada sembilan bulan pertama (9M) 2024, turun 21,1% yoy. Sementara itu laba bersihnya tercatat sebesar US$122,86 juta, tumbuh 110,3% yoy.
Menurut data idnfinancials.com, harga saham BUMI dalam perdagangan sepekan kemarin bergerak turun 6,12% ke level Rp138 per lembar. Saham BUMI juga menduduki peringkat ketiga Top Laggards untuk pekan pertama bulan ini, dengan penurunan sebanyak 2,81 poin IHSG.
Pergerakan harga saham BUMI dalam sepekan juga direspons dengan aksi jual oleh investor asing (foreign sell) yang cukup tinggi. Hal ini membuat transaksi saham bumi oleh investor asing mencatatkan penjualan bersih (net foreign sell) sebanyak 1,4 miliar lembar saham. (KR)