Menko Airlangga ungkap strategi pemerintah genjot pertumbuhan ekonomi 8%
JAKARTA. Menko Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato mengungkapkan sejumlah strategi yang disiapkan oleh Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 8% dalam 5 tahun mendatang.
Airlangga menyampaikan baru-baru ini OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) telah memberikan laporan Outlook Perekonomian Indonesia. Dalam laporan tersebut, kata Airlangga, pertumbuhan ekonomi diyakini dapat menembus angka 5,1% pada 2024 dan 5,2% pada 2025.
Optimisme tersebut, imbuh Airlangga, akan terus ditingkatkan oleh Pemerintah Indonesia dengan menjaga inflasi di level yang aman. “Kemarin bapak Presiden hadir dalam pertemuan dengan seluruh gubernur di seluruh Indonesia di mana inflasi bisa terus ditekan di angka 1,7 bahkan 1,5%,” kata Airlangga, dalam Bisnis Indonesia Economy Outlook 2025 hari ini.
Selain itu, pemerintah akan terus menggenjot belanja konsumer pada kuartal empat (Q4) tahun ini. Sejumlah inisiatif yang disiapkan antara lain Hari Belanja Nasional (Harbolnas) dan promosi pariwisata dengan menurunkan harga tiket domestik.
Inisiatif tersebut dilakukan untuk meningkatkan kembali belanja ritel, yang telah tumbuh 1,7% year-on-year (yoy) menjadi Rp256,5 triliun pada kuartal ketiga (Q3) 2024. Di samping itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November juga masih di level optimistik yaitu 125,9.
Di tengah optimisme tersebut, kata Airlangga, Pemerintah Indonesia juga masih menghadapi sejumlah tantangan. Misalnya rasio besarnya tambahan investasi yang diperlukan untuk meningkatkan output atau Incremental Capital Output Rasio (ICOR) yang saat ini berada di level 6,5%, serta kontribusi investasi terhadap PDB yang masih berada di level 30,5%.
“Kalau ICOR kita bisa 5% saja minimal, pertumbuhan ekonomi kita bisa di atas 6%. Apalagi ICOR bisa kembali ke 4, dengan investasi 32%, maka angka 8% itu bisa dicapai,” ungkap Airlangga.
Untuk meningkatkan investasi di dalam negeri, Airlangga menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia telah mengembangkan puluhan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pengembangan ini sejalan dengan inisiatif KEK untuk mendorong kinerja investasi yang telah dilakukan oleh sejumlah negara di ASEAN, seperti China dan Vietnam.
“Oleh karena itu kita dalam beberapa tahun terakhir sudah mengembangkan 24 KEK, investasinya sekitar Rp242,5 triliun. Dan mempekerjakan 151,26 ribu orang dengan 394 pelaku usaha,” jelas Airlangga. (KR)