JAKARTA. Prospek industri kopi di Indonesia yang dinilai cukup menjanjikan, mendorong Fore Coffee untuk membuka sebanyak 216 gerai yang tersebar di 43 kota di Indonesia.

Vico Lomar, CEO Fore Coffee, menyampaikan pihaknya telah mengambil bagian dalam meningkatkan konsumsi kopi di Indonesia. Sejumlah inovasi dan strategi yang digunakan mulai dari pilihan menu kopi, hingga integrasi dengan platform digital untuk pelayanan konsumen secara online.

Untuk integrasi platform digital, kata Vico, pihaknya telah merilis aplikasi Fore Coffee sejak 2018. Platform ini dibuat sebagai respons atas perilaku konsumen yang terbiasa mendapatkan makanan dan minuman secara cepat. Dalam kurun waktu 5 tahun lebih, platform ini telah diunduh oleh jutaan pengguna.

“Aplikasi Fore Coffee tidak hanya mempermudah konsumen untuk membeli kopi, tetapi juga memberikan pengalaman yang lebih personal dan interaktif bagi setiap penggunanya,” ungkap Vico, lewat keterangan tertulis hari ini.

Mengutip laporan United States Department of Agriculture (USDA), Vico menambahkan bahwa konsumsi kopi di Indonesia pada 2024/2025 meningkat jadi 4,8 juta kantong, dari 4,45 juta kantong pada 2020/2021. Peningkatan konsumsi ini didorong oleh stabilitas ekonomi yang terus membaik di berbagai sektor, terutama Food & Beverages (F&B) dan perhotelan.

Namun di sisi lain, Vico menyadari masih ada tantangan bagi industri kopi di Indonesia. Tantangan ini berkaitan dengan tingkat konsumsi kopi per kapita yang tergolong rendah yaitu di level 1 kilogram (kg) per tahun. Sedangkan konsumsi kopi per kapita di negara lain seperti Finlandia telah mencapai 12 kg per tahun, dan di Amerika Serikat 5 kg per tahun.

“Ini menunjukkan kesenjangan besar yang dapat diisi dan dimanfaatkan oleh penjual, salah satunya Fore Coffee,” ungkap Vico. (KR)