PSAB - PT. J Resources Asia Pasifik Tbk

Rp 238

-62 (-21,00%)

JAKARTA - PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) sangat optimistis kinerja Perseroan, baik operasional maupun finansial, positif pada tahun ini dan akan lebih baik dari 2023.

Direktur Utama PSAB, Edi Permadi mengatakan kondisi geopolitik yang bergejolak, terutama di Eropa dan Timur Tengah telah mendongkrak permintaan emas. "Ini membuat permintaan emas menguat yang berdampak pada harga emas yang naik meski dolar AS juga naik.”

Edi menargetkan pendapatan PSAB bisa mencapai US$230-US$240 juta di 2024. Target itu lebih tinggi sekitar 40% dari pendapatan tahun lalu sebesar US$170 juta.  

Di samping itu, PSAB memperkirakan produksi emas menyentuh level 100 ribu ons pada akhir 2024, lebih tinggi dari pencapaian sepanjang 2023 yang hanya sebesar 93,7 ribu ons.

Hingga November 2024, produksi emas PSAB telah mencapai 93 ribu ons dengan nilai penjualan US$217,2 juta.

“Jadi Desember ini produksinya kami harapkan setahun total mencapai 100 ribu ons,” katanya lewat keterangan resmi, Selasa (17/12).  

Direktur PSAB, Sanjaya J menjelaskan sampai akhir September 2024 perseroan tercatat mencetak laba positif US$4,45 juta. Laba sebesar itu lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sempat merugi US$13,40 juta.  

Di sisi lain, penjualan PSAB tumbuh 86,78 persen dari US$93,08 juta menjadi US$173,86 juta dalam sembilan bulan tahun 2024. Sanjaya meyakini PSAB bisa melanjutkan pertumbuhan kinerja pada tahun depan dengan asumsi tingkat harga emas bisa bertahan di sekitar level saat ini.

Saat ini, tulang punggung produksi emas PSAB masih berada di Blok Bakan dan Penjom (Malaysia). Ke depan, produksi emas PSAB bakal terdongkrak oleh kontribusi dari proyek tambang emas Doup. Perseroan ingin memastikan penggunaan teknologi pemprosesan yang tepat, sehingga tingkat recovery di proyek Doup bisa optimal. 

Menurut dia, proyek Doup yang berlokasi di Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara ini membutuhkan investasi sekitar US$400 juta. Sampai saat ini, PSAB telah mengeluarkan dana investasi sekitar US$70 juta.

Setelah beroperasi, kata Sanjaya, Doup diproyeksikan bisa memproduksi sebanyak 140-155 ribu ons emas per tahun. Dengan demikian, jika dijumlahkan dengan produksi emas dari Blok Bakan sekitar 80-90 ribu ons, maka produksi PSAB akan mencapai lebih dari 200 ribu ons. 

“Dengan proyeksi umur tambang selama 14 tahun, pada estimasi tingkat harga emas saat ini Doup berpotensi menghasilkan pendapatan sekitar US$3 miliar,” ujarnya. (DK/MT)