SMPN bikin limbah SIDO jadi suplemen “jamu” untuk gemukkan sapi
Jakarta - Direktur Utama PT Sido Muncul Pupuk Nusantara (SMPN) David Hidayat, menjelaskan perseroan telah berhasil memanfaatkan limbah herbal produksi jamu PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.(SIDO) menjadi pupuk pertanian dan suplemen nutrisi ternak.
"Kami hampir 20 tahun berupaya mengolah limbah menjadi menjadi pupuk pertanian dan nutrisi ternak," ujar David yang juga menjabat sebagai Direktur Utama SIDO kepada IDNFinancials pekan lalu.
Hasil percobaan di peternak sapi, ujar David, suplemen ternak berlabel Herbafarm itu berhasil mengurangi bau faeces (tinja) sapi sangat signifikan. "Bau amoniak berkurang drastis sehingga lalat pun tidak berdatangan."
Video selengkapnya penjelasan David terkait pemanfaatan limbah menjadi produk pupuk dan suplemen ternak itu bisa dilihat di sini: https://www.idnfinancials.com/id/videos/watch/1347/
Pada kesempatan terpisah, PT Integra Panca Synergi, selaku distributor utama Herbafarm, menjelaskan bahwa produk herbal SMPN ternyata sangat bermanfaat bagi peternakan dan pertanian. "Ini seperti "jamunya" ternak yang berfungsi memperbaiki proses pencernaan ternak," kata Norman Adityatama, Direktur Utama Integra.
Pencernaan yang baik, lanjutnya, berdampak positif untuk ternak tersebut. Pada percobaan sapi potong, setelah pemakaian Herbafarm rutin selama 3 bulan, bobot sapi bisa bertambah rata rata hampir 3 kilogram per hari. Padahal, lanjut Norman, normalnya rata rata hanya naik 0,8 kilogram - 1,3 kilogram per hari.
Berbagai hasil demplot untuk percobaan suplemen tersebut juga memberikan hasil yang positif untuk hewan lain. Di peternakan ayam petelur, ayam pedaging dan burung puyuh terjadi penurunan tingkat mortalitas, peningkatan hasil produksi serta memperpanjang masa produksi telur.
Di sisi lain, kata Norman, limbah produksi jamu herbal itu ternyata bisa dibuat produk pupuk organik cair dan granular yang berfungsi sebagai “jamu” untuk memperbaiki kesuburan tanah.
Uji coba pemakaian pupuk Herbafarm untuk tanaman padi di Tabanan, Bali, menunjukkan hasil panen mencapai 9,82 ton per hektar, sedangkan yang tidak menggunakan menghasilkan 9,1 ton per hektar. "Artinya 720 kilogram lebih baik dibandingkan yang tidak menggunakan Herbafarm."(DK/MT)