Upaya TGRA bangkit dari keterpurukan: rights issue hingga akuisisi
JAKARTA – PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA), perusahaan energi terbarukan, mengungkapkan prospek bisnisnya di tahun 2025 setelah terpuruk tanpa pendapatan, serta rugi yang terus membengkak, selama lebih dari 4 kuartal berturut-turut.
Rencananya, TGRA akan mengakuisisi 6 unit Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) yang sudah beroperasi untuk dapat mampu membukukan pendapatan. Manajemen memproyeksikan akuisisi ini akan rampung pada triwulan-II tahun 2025.
“Total kapasitas dari 6 (enam) PLTM yang telah beroperasi, yang akan diakuisisi tersebut, adalah 11MW,” jelas Daniel Tagu Dedo, Direktur dan Corporate Secretary TGRA, dikutip dari Hasil Paparan Publik pada 30 Desember 2024 lalu.
Akuisisi ini disebut akan menghabiskan dana sekitar Rp365 miliar, yang akan menggunakan skema pembiayaan ekuitas dan utang.
Lebih lanjut, Dedo menjelaskan, TGRA berharap mendapatkan pendapatan rata-rata Rp54 miliar per tahun dari ke-6 PLTM ini.
Tidak hanya itu, TGRA akan melanjutkan ke fase konstruksi 5 PLTM miliknya sendiri. PLTM Sisira ditargetkan akan dibangun pada Q1 2025, PLTM Batang Toru-3 dan PLTM Batang Toru-4 ditargetkan akan dibangun pada Q3 2025, serta PLTM Raisan Naga Timbul dan Raisan Huta Dolok ditargetkan akan dibangun pada Q4 2025.
“Target COD (commercial operation date) adalah pada Q1, Q3, dan Q4 tahun 2027,” sambung Dedo.
Setelah dibangun, kelima PLTM ini diharapkan mampu menghasilkan pemasukan bagi perseroan hingga Rp360 miliar per tahun.
Kesulitan yang dihadapi TGRA dimulai dari IPO-nya pada 15 Mei 2017 lalu yang mengalami undersubscribe, membuatnya harus berpuas diri dengan Rp110 miliar alih-alih Rp1,5 triliun yang dibutuhkan sebagai capex untuk pembangunan 5 PLTM miliknya sendiri.
TGRA terperosok lebih dalam lagi setelah kesalahan keputusan investasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Australia dan Bali, yang mengakibatkan perseroan merugi.
Namun, kini, dalam Paparan Publiknya, perseroan mengaku sudah mendapatkan mitra strategis yang akan bertindak sebagai standby buyer pada rencana rights issue 38,75 miliar saham yang ditargetkan berlangsung pada September 2025 mendatang.
“Investor ini memiliki visi dan misi yang relatif sama dengan perseroan, yaitu ingin berkontribusi pada pengembangan renewable energy di Indonesia,” sebut Dedo. (ZH)