Akibat tutup marketplace, harga saham BUKA terus merosot
JAKARTA – Kabar penutupan marketplace PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menjadi sentimen negatif pada saham BUKA di sesi pertama perdagangan Rabu (8/1) hari ini, hingga terkoreksi 5 poin.
Seperti diberitakan idnfinancials.com sebelumnya, BUKA baru saja mengumumkan transisi bisnisnya dari marketplace ke penjualan produk virtual pada Selasa (7/1) kemarin. Padahal sejak awal didirikan, platform marketplace merupakan bisnis utama BUKA sejak awal mula beroperasi.
Bella Ghassany, Investment Analyst Indoasia Aset Manajemen, mengatakan transisi bisnis BUKA menjadi sentimen negatif lantaran menimbulkan tanda tanya besar. “Karena cash mereka masih kisaran Rp11 triliun dan tanpa hutang bank sama sekali,” ungkap Bella, ketika dihubungi idnfinancials.com.
Dengan kas sebesar itu, kata Bella, tentu sangat mencukupi untuk kebutuhan ekspansi atau bahkan menambah lini bisnis baru. “Tapi kembali lagi, langkah baru ini [penutupan marketplace] dilakukan dengan visi misi apa ke depannya?” imbuh Bella.
Setelah penutupan marketplace, BUKA hanya akan fokus menjual produk virtual. Beberapa di antaranya termasuk Pulsa Prabayar, Paket Data, Token Listrik, Listrik Pascabayar, Prakerja, Bukasend, Angsuran Kredit, BPJS Kesehatan, Air PDAM, Telkom, Pulsa Pascabayar, TV Kabel dan Internet, Pajak PBB, dan sebagainya.
Dalam proses transisi itu, BUKA akan menonaktifkan pengunggahan produk baru pada 1 Februari 2025 dan pada 9 Februari 2025 akan menjadi tanggal terakhir untuk pembeli membuat pesanan kategori produk fisik antara lain, aksesoris rumah, elektronik, fashion pria dan wanita, kamera, perlengkapan bayi, dan sebagainya.
Selain itu, semua pesanan yang belum diproses hingga 2 Maret 2025 akan dibatalkan secara otomatis oleh sistem dan dana pesanan akan dikembalikan kepada pembeli melalui BukaDompet dan untuk kebutuhan lainnya seperti pencairan dana di luar tanggal 14 Maret 2025 dapat dilakukan melalui email kepada Bukalapak. (LK/KR)