Simak strategi SBMA tetap profit di 2025
JAKARTA - PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) terus jadi sorotan seiring kinerja bisnis di wilayah Kalimantan yang semakin berkembang.
SBMA meyakini adanya sejumlah proyek strategis di sektor migas, tambang, dan manufaktur bisa jadi pendorong ekonomi kawasan ini. Sejumlah proyek tersebut dinilai akan mendorong kebutuhan gas industri.
Pada 2024, SBMA mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Pendapatan dan laba perusahaan terus meningkat setiap kuartal, didorong oleh kontrak dengan pelanggan besar seperti PGN, Pertamina, BUMI, dan DEWA. Perusahaan ini memasok kebutuhan gas industri untuk operasional tambang serta blok minyak dan gas.
Meskipun demikian, performa saham SBMA tidak sejalan dengan kinerja keuangannya. Saat ini, saham perusahaan berada di level Rp120–122 per lembar, terendah dalam lima tahun terakhir.
Menanggapi hal tersebut, Rini Dwiyanti, Direktur Utama SBMA, menjelaskan harga saham sering kali dipengaruhi oleh faktor eksternal yang tidak selalu mencerminkan kinerja operasional.
“Keunggulan produk kami, seperti kualitas tinggi dan kemurnian gas, menjadi fondasi yang kuat untuk mendukung masa depan perusahaan,” ujarnya.
Perseroan juga melihat peluang besar di sektor gas medis yang terbukti strategis selama pandemi. Diversifikasi produk dan investasi pada peningkatan kapasitas produksi diyakini akan memperkuat posisi perusahaan di pasar.
Selain itu, upaya untuk fokus pada gas medis, gas khusus, dan sektor metalurgi menjadi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan.
Untuk 2025, SBMA menargetkan peningkatan penjualan dengan dukungan utilitas plant yang solid. Produk unggulan seperti nitrogen Ultra-High Purity (UHP) dan layanan teknis seperti leak test dan vacuum test menjadi prioritas utama.
SBMA juga berencana memperluas distribusi gas melalui pipa untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
“Kami percaya 2025 adalah tahun penuh peluang. Dengan kepercayaan pelanggan besar seperti KPC dan sektor petrokimia, kami optimistis dapat menghadapi tantangan dan mencapai kesuksesan lebih besar,” pungkas Rini. (DK)