BI pangkas suku bunga, analis sebut rupiah akan semakin rentan
JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,75% Rabu (15/1) hari ini, jadi kabar yang cukup mengejutkan pelaku pasar.
Sejumlah ekonom yang disurvei oleh Reuters bahkan tidak memprediksi adanya pemangkasan suku bunga acuan BI. Pasalnya, rupiah tengah mengalami tekanan cukup kuat oleh dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari terakhir ini. Selain itu, inflasi di Indonesia sudah cukup moderat yaitu di level 1,57% pada Desember 2024.
“Ini adalah waktu yang tepat untuk menurunkan suku bunga sehingga kami dapat menciptakan cerita pertumbuhan yang lebih baik,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo setelah mengumumkan pemangkasan tersebut.
Radhika Rao, Ekonom DBS, mengatakan keputusan ini menjukkan pergeseran fokus BI ke arah pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Meskipun demikian, keputusan ini berbeda dengan rencana BI sebelumnya, yaitu lebih berhati-hati menjaga nilai tukar rupiah.
Keputusan itu pun membuat BI mengahadapi tugas ganda, menurut Analis Mata Uang di MUFG Bank Lloyd Chan. “Jelas bahwa BI sedang menghadapi tujuan ganda untuk mendukung perekonomian dan mengatasi depresiasi rupiah. Keputusan untuk memangkas suku bunga pasti memberikan tekanan pada rupiah, yang kini akan berada di posisi rentan,” kata Lloyd.
Meskipun demikian, imbuh Lloyd, peningkatan tarif secara bertahap oleh Pemerintahan Trump berpotensi membantu rupiah, namun secara terbatas. (KR)