Penetrasi kendaraan listrik melesat, simak saham otomotif pilihan ini
JAKARTA – Pasar kendaraan bermotor di Indonesia telah menunjukkan pemulihan, setidaknya sampai dengan pertengahan tahun 2024 kemarin.
Meskipun demikian, gelaran akbar seperti GIIAS 2024 dinilai belum memberikan dampak signifikan pada industri otomotif dan pendukungnya, menurut laporan PT Ina Sekuritas Indonesia.
PT Astra International Tbk (ASII) masih mendominasi segmen kendaraan LCGC (Low Cost Green Car) dan EV (Electric Vehicle) atau kendaraan listrik. ASII bahkan menguasai 80% pangsa pasar LCGC di Indonesia.
Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan wholesale kendaraan roda empat (4W) turun 16% Year-on-Year(YoY) pada 2024, menjadi sebanyak 633.000 unit.
Sementara itu penjualan kendaraan roda dua (2W) dinilai masih cukup tangguh, dengan peningkatan 3,3% YoY menjadi 4,3 juta unit terjual. Penjualan kendaraan listrik bahkan lebih tinggi lagi, mencapai 170% YoY menjadi 27.500 unit.
BYD sebagai pemain baru di industri otomotif Indonesia, menjadi sorotan di pasar kendaraan listrik. Produsen asal China ini bahkan telah mengirimkan 1.000 unit kendaraan listrik terbarunya, yang diluncurkan awal 2024 lalu. Saat ini, BYD bahkan telah memperluas dealernya di 50 lokasi.
Berbagai pertumbuhan tersebut tentu membuat prospek kendaraan bermotor, terutama kendaraan listrik, semakin cerah di 2025. Namun industri ini, menurut laporan Ina Sekuritas, masih akan menghadapi tantangan pada tahun ini. Mengingat pemerintah mengenakan pajak kendaraan bermotor dan PPN yang lebih tinggi.
“Namun, pemerintah sedang mempertimbangkan insentif pajak untuk kendaraan hybrid, yang pada Oktober 2024 menyumbang 6,5% dari penjualan 4W domestik,” tulis Ina Sekuritas, dalam laporannya.
Saham ASII dan PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) pun menjadi rekomendasi Ina Sekuritas, dengan target harga masing-masing Rp1.120 dan Rp6.175. (KR)