Industri semen kian menantang, simak prospek saham INTP dan SMGR
JAKARTA. Industri semen di Indonesia dinilai tengah menghadapi sejumlah tantangan. Mulai dari tingginya persaingan usaha, hingga perubahan kebijakan pemerintah untuk program infrastruktur.
Dalam beberapa tahun terakhir, proyek infrastruktur pemerintah berhasil meningkatkan permintaan semen curah. Dengan adanya pemangkasan anggaran infrastruktur pada Pemerintahan Presiden Prabowo, permintaan semen curah diperkirakan turun. Namun penurunan ini diyakini mampu ditopang oleh penjualan semen kantong, yang berkontribusi sebanyak 70% terhadap konsumsi semen nasional.
Meskipun demikian, produsen semen seperti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) masih memiliki prospek yang cukup menarik, menurut laporan PT Ina Sekuritas Indonesia.
Di antara kedua emiten tersebut, kinerja INTP diproyeksikan lebih unggul dari SMGR, dari sisi top line. Hal ini juga tampak dari volume penjualan INTP yang meningkat 10% pada 7 bulan pertama (7M) 2024.
Di sisi lain, laba bersih INTP diperkirakan melambat, karena adanya utang untuk akuisisi pabrik baru di Jawa Tengah. Namun pada tahun ini, kinerja keuangan INTP diperkirakan akan kembali membaik, seiring dengan ekspansi pasar yang telah berlangsung.
Sementara itu kinerja keuangan SMGR diperkirakan bisa tumbuh moderat, di kisaran 15%.
“Kami memberikan rekomendasi overweight untuk sektor ini, dengan memilih INTP karena potensi pertumbuhan yang lebih kuat pada penjualan semen kantong,” tulis Ina Sekuritas Indonesia, dalam laporannya.
Ke depannya, profil risiko industri semen masih berpeluang untuk membaik. Terutama jika harga batu bara turun untuk menekan ongkos produksi semen. (KR)