AALI - PT. Astra Agro Lestari Tbk

Rp 5.975

+50 (+1,00%)

JAKARTA – Kondisi cuaca di Malaysia dan Indonesia dalam beberapa bulan terakhir ini, membuat pasar khawatir dengan produksi CPO (Crude Palm Oil). Wilayah penghasil CPO di Malaysia menghadapi kekeringan, sementara curah hujan di Indonesia lebih intens dibandingkan biasanya.

Hal ini diperkirakan akan membuat harga CPO tetap tinggi, menurut laporan PT Ina Sekuritas Indonesia.

Kinerja produksi CPO Malaysia memang masih tumbuh secara tahunan. Namun gangguan cuaca berpotensi menekan hasil panen pada tahun ini. 

Sementara itu pemulihan produksi di Indonesia juga berada di titik puncak. Namun produksi CPO di Indonesia disebut masih cukup terbatas, karena rendahnya intensitas sinar matahari dan biaya pupuk yang cukup tinggi. 

Tekanan pasar CPO di Indonesia juga mulai terlihat pada produksi TBS (Tandan Buah Segar), yang turun hingga 40-60% pada akhir Desember lalu. “Sebagai hasilnya, perkiraan harga CPO untuk FY25F/26F dinaikkan lebih dari 20% dan 30% menjadi MYR4.700 dan MYR4.800 per ton,” tulis Ina Sekuritas Indonesia, dalam laporannya.

Pemerintah Indonesia juga tengah mempertimbangkan untuk memangkas bea keluar CPO, dalam rangka meningkatkan daya saing di pasar global.

Dengan sejumlah tantangan tersebut, Ina Sekuritas Indonesia memulai rekomendasi overweight pada sektor perkebunan. Rekomendasi ini berdasarkan proyeksi penurunan yield CPO yang dipanen dan dampak historis dari La Nina. 

Saham perkebunan seperti PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mendapat rekomendasi buy. “Kami memulai rekomendasi OVERWEIGHT untuk sektor perkebunan, mengingat potensi penurunan hasil panen serta dampak historis La Nina,” ungkap Ina Sekuritas Indonesia. (KR)

Simak laporan lengkapnya di sini!