Konsumen beralih ke produk murah, simak prospek saham ERAA
JAKARTA – PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) menghadapi tantangan permintaan pasar atas produk smartphone dan gadget dengan harga murah, di tengah produk flagship yang cukup terbatas.
Hal itu disampaikan oleh PT Ina Sekuritas Indonesia dalam laporan risetnya. Menurut Ina Sekuritas, tekanan juga dirasakan oleh ERAA karena adanya larangan penjualan produk iPhone 16 di Indonesia.
Meskipun demikian, ERAA masih mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 14% year-on-year (yoy) menjadi sebesar Rp48,6 triliun pada sembilan bulan pertama (9M) 2024. Pertumbuhan ini didorong oleh lonjakan volume penjualan yang mencapai 15,1% menjadi sebanyak 8,47 juta unit.
“Pertumbuhan volume penjualan dan penetrasi pasar yang cukup kuat membantu keberlanjutan performa bisnis ERAA, di tengah banyaknya minat konsumen terhadap produk murah dan pilihan produk flagship yang terbatas,” ungkap Ina Sekuritas, dalam laporannya.
Sampai dengan Agustus 2024 lalu, ERAA juga mendominasi 55% pangsa pasar handset di Indonesia. Sebelumnya pada 2023, ERAA hanya menguasai 49% pangsa pasar.
Sementara itu, margin laba bersih ERAA pada 9M 2024 juta meningkat jadi 1,63%. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, margin laba bersih perseroan hanya berada di level 1,2%.
Dengan pertumbuhan kinerja dan penguasaan pasar yang solid, Ina Sekuritas memberikan rekomendasi BUY untuk saham ERAA, dengan target harga Rp440 per lembar. “Valuasi ini berdasarkan proyeksi rasio P/E 4,70x untuk Full Year (FY) 2025, lebih rendah 2,5x dari rata-rata rasio P/E ERAA dalam 5 tahun terakhir,” jelas Ina Sekuritas. (KR)