JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan dilema pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) menyusul sikap Amerika Serikat (AS) yang menarik diri dari Paris Agreement.

Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM, menyampaikan pemerintah mengalami dilema terkait pengembangan EBT. Menurut Bahlil, pengembangan EBT saat ini justru dilanda ketidakpastian. “EBT ini kan komitmen Paris Agreement. Amerika sudah mulai mundur dari itu," katanya di Jakarta, Kamis (30/1).

Bahlil menambahkan, semua lembaga keuangan dunia bersedia membiayai proyek-proyek dengan konsep green energy, sejalan dengan konsensus Paris Agreement. Namun saat ini AS sebagai inisiator Paris Agreement justru menarik diri dari kesepakatan itu.

Seperti diketahui, Donald J. Trump mencabut mandat eksekutif pengembangan kendaraan listrik, usai pelantikan sebagai Presiden AS ke-47 pada pekan lalu (20/1). Tidak hanya itu saja, Trump juga mengumumkan sejumlah kebijakan kontroversial di sektor energi. (LK/KR)