JAKARTA – Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan sepanjang 2024 lalu, dengan total realisasi investasi mencapai Rp900,2 triliun.

Angka itu setara dengan 52,5% dari total realisasi investasi di Indonesia pada 2024, menurut data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, realisasi investasi asing di Indonesia menunjukkan pertumbuhan 21% year-on-year (yoy).

Singapura masih mendominasi PMA di Indonesia, dengan realisasi investasi sebesar US$20,1 miliar. Angka ini naik 30,5% yoy atau dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar US$15,4 triliun.

Hongkong menempati urutan kedua dengan realisasi investasi sebesar US$8,2 miliar, naik 26,2% yoy. Tiongkok menempati urutan ketiga dengan realisasi investasi US$8,1 miliar, naik 9,5% yoy. Sementara itu Malaysia menempati urutan keempat, setelah meningkatkan realisasi investasinya hingga 2,4% yoy menjadi sebesar US$4,2 miliar pada 2025.

Pada urutan kelima, Amerika Serikat (AS) mencatatkan realisasi investasi sebesar US$3,7 miliar. Sebelumnya pada 2023, AS bahkan tidak masuk dalam lima besar negara penyumbang investasi terbesar di Indonesia.

“Ini adalah gambaran yang kalau kita lihat dari tahun ke tahun ini cukup konsisten, perubahannya tidak terlalu ekstrem, tapi memang konsistensi dari negara-negara ini memberikan komitmennya kepada kita,” ungkap Rosan Roeslani, Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM dalam konferensi persnya Jumat (31/1) kemarin. (KR)