MIKA - PT. Mitra Keluarga Karyasehat Tbk

Rp 2.480

-60 (-2,00%)

JAKARTA – Sektor kesehatan tengah mengalami transformasi yang cukup signifikan, dengan adanya perubahan skema dan tarif BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan serta layanan kesehatan swasta.

Transformasi itu, menurut laporan PT Ina Sekuritas Indonesia, juga telah didukung oleh Undang-Undang Omnibus Kesehatan yang disahkan pada Juli 2023. Lewat regulasi ini, pemerintah hendak meningkatkan ketersediaan dokter dan akses layanan kesehatan.

Di tengah transformasi sektor kesehatan, BPJS memang masih mencatatkan defisit bulanan. Namun Ina Sekuritas memperkirakan defisit ini masih bisa diatasi oleh surplus kumulatif hingga pertengahan tahun ini, menyusul perubahan skema iuran BPJS.

Selain itu, penyesuaian tarif INA-CBG (Indonesian Case Base Groups) yang dilakukan oleh pemerintah, diprediksi akan mendukung keberlanjutan BPJS Kesehatan. Penyesuaian ini bahkan dinilai memberi dukungan kepada rumah sakit untuk memperluas layanan BPJS.

Emiten pengelola rumah sakit seperti PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) baru-baru ini juga telah meningkatkan kapasitas rawat inapnya. MIKA juga telah menyiapkan groundbreaking 2 rumah sakit baru yang akan dibuka pada 2025.

Sementara itu PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) diperkirakan akan lebih unggul dari MIKA, dengan kontribusi BPJS Kesehatan yang lebih tinggi. Pada September 2024 lalu, HEAL memperkirakan lebih dari 70% pasien menggunakan layanan BPJS Kesehatan.

“Prospek sektor rumah sakit di tahun fiskal 2025 tetap positif, didukung oleh ekspansi yang terus berlanjut dan fokus pada keunggulan utama masing-masing emiten,” ungkap Ina Sekuritas, dalam laporan risetnya.

Dengan sejumlah pertimbangan dan prospek tersebut, Ina Sekuritas memberikan rekomendasi Buy untuk saham MIKA, dengan target harga Rp2.760. Sementara saham HEAL mendapat rekomendasi Neutral karena valuasinya yang menarik. (KR)

Simak laporan selengkapnya di sini!