JAKARTA - Pemerintah memberikan dukungan penuh terhadap penyerapan gabah petani, dengan mengalokasikan dana Rp16,6 triliun kepada Perum Bulog.

Dana tersebut berasal dari Anggaran Badan Pangan Nasional (Bapanas). Anggaran ini awalnya akan dialokasikan untuk program bantuan pangan, untuk periode 6 bulan ke depan. Pengalihan ini otomatis membuat program bantuan pangan disetop sementara selama 6 bulan ke depan. 

"Dana ini diberikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, tanpa bunga, untuk memastikan Bulog mampu menyerap surplus gabah yang diperkirakan mencapai 4 juta ton,” ujar Amran Sulaiman, Menteri Pertanian, di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (4/2).

Amran menegaskan bahwa suntikan modal ini bertujuan agar Bulog bisa membeli gabah petani dengan harga yang layak. Apalagi saat ini sekitar 70% gabah di Indonesia, kata Amran, masih diserap oleh perusahaan penggilingan dengan harga di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp6.500 per kilogram.

Pemerintah menilai akselerasi penyerapan gabah oleh Bulog cukup krusial dalam menjaga stabilitas harga beras, serta mencegah anjloknya harga di tingkat petani akibat surplus produksi.

"Ini adalah momentum yang paling baik untuk Bulog mempercepat penyerapan gabah. Semua kebutuhan sudah disiapkan, mulai dari dana, gudang, hingga sistem distribusi," tambahnya.

Langkah ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam memperkuat cadangan beras nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor. Dengan adanya dana Rp16,6 triliun, Bulog dapat memastikan stok beras yang cukup untuk kebutuhan nasional dalam beberapa bulan ke depan. (DK)