BJTM - PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk

Rp 565

-5 (-1,00%)

JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM), atau yang dikenal dengan Bank Jatim, memaparkan rencana penerbitan obligasi jangka panjang demi menunjang kinerjanya secara berkelanjutan.

Saat ini, industri perbankan, termasuk Bank Jatim, tidak hanya berkewajiban meraih performa yang memuaskan dalam jangka pendek tetapi juga jangka panjang.

“Makanya, dalam aksi korporasi yang berupa alternatif investasi untuk pendanaan, salah satunya adalah penerbitan obligasi, yang sifatnya jangka panjang,” ujar Busrul Iman, Direktur Utama Bank Jatim, dalam acara "Meet The CEO", sebuah program wawancara khusus IDNFinancials.com yang kali ini berkolaborasi dengan Suara.com, Rabu (5/11).

[Foto: Mohamad Teguh, Pemimpin Redaksi IDNFinancials.com (kiri), Busrul Iman, Direktur Utama BJTM (tengah), Reza Gunadha, Wakil Pemimpin Redaksi (kanan)]

Tujuan utama dari obligasi ini, kata Busrul, adalah agar perseroan memiliki struktur funding yang lebih stabil, agar resilient, atau memiliki kemampuan beradaptasi dan bangkit kembali dari situasi sulit. “Seperti diketahui, ada tiga poin penting di dalam roadmap BPD yang diluncurkan oleh OJK, yaitu resilient, kontributif, dan kompetitif.” sebutnya.

Melihat dari roadmap ini, salah satu program yang bisa memperkuat resiliensi BPD, khususnya Bank Jatim, adalah penguatan pada likuiditas pendanaan yang antara lain berupa penerbitan obligasi. “Tentu saja, nanti seperti apa timing dan prosesnya, kami akan ikuti,” tuturnya.

Terkait dengan rencana penerbitan obligasi ini, Busrul mengungkapkan bahwa perseroan telah memiliki peringkat (rating) AA dari lembaga pemeringkatan penerbitan obligasi. “Kami harus terus dorong ke depannya agar [perseroan] memberikan value pada pasar yang lebih bagus, dengan menjaga rating agar terus naik.” ujar Busrul.

Pada kesempatan tersebut, Busrul juga menjelaskan bahwa Bank Jatim sudah membentuk Kelompok Usaha Bank (KUB) yang melibatkan lima BPD yaitu, Bank Lampung, Bank NTB Syariah, Bank Banten, Bank NTT dan Bank Sultra. Secara spesifik, lanjutnya, Bank Jatim berfungsi sebagai induk mitra BPD dan bekerja sama dalam tiga aspek utama.

Pertama, aspek permodalan yaitu bersama dengan pemegang saham utama menjadi mitra strategis. Kedua, aspek bisnis dan keuangan yaitu kolabrorasi baik dari sisi business to business untuk saling melengkapi aspek bisnis. Ketiga, aspek pendukung lainnya yaitu untuk menghadirkan value creation beyond bussines secara bersama sama seperti kolabarasi dalam penguatan good corporate governance, SDM, dan sistem informasi.

Bank Jatim, jelas Busrul, telah menyetorkan modal ke lima bank tersebut sehingga, secara pembukuan, kinerjanya bisa dikonsolidasikan ke laporan keuangan perseroan.

“Implementasi Bank Jatim 'Incorporated' memberikan peluang kepada Bank Jatim untuk tumbuh secara eksponensial,” kata Busrul. (DK)