AMMN - PT. Amman Mineral Internasional Tbk

Rp 7.250

+125 (+1,75%)

JAKARTA – Sejumlah emiten pertambangan meningkatkan target produksinya, khususnya pada komoditas emas, menyusul kenaikan harga jual di pasar global yang mendekati rekor tertinggi.

PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menargetkan produksi emasnya mencapai 75.000 troi ons pada 2025, naik 36,36% secara tahunan. Pertumbuhan ini, kata Manajemen BRMS, akan didukung oleh proyek tambang bawah tanah BRMS yang berlokasi di Palu, Sulawesi Tengah.

Sementara itu PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menargetkan produksi emas sebanyak 90.000 ons. Target ini akan didukung oleh pengembangan tambang Batu Hijau di Nusa Tenggara Barat.

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menargetkan produksi emas sebanyak 100.000 sampai dengan 110.000 troi ons. Target ini memang lebih rendah dari realisasi produksi emas 2024. Namun pada akhir tahun, MDKA diperkirakan memiliki tambahan kapasitas produksi, dengan beroperasinya Proyek Emas Pani di Gorontalo akhir tahun ini.

Kemudian PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) belum menetapkan target produksi emasnya pada 2025. Namun pada 2024 lalu, perseroan optimis bisa mencapai target produksi emas sebanyak 100.000 ons. Kemudian di akhir tahun ini, perseroan berusaha menambah kapasitas produksi emas hingga 140.000 ons lebih lewat proyek Doup di Sulawesi Utara.

Menurut pantauan IDN Financials, harga emas di pasar spot berada di level US$2.873,77 per ons pada pukul 9.40 WIB hari ini. Ini lebih tinggi 0,45% dari harga penutupan Jumat (7/2) pekan lalu. Sebelumnya, harga emas juga sempat menyentuh posisi All Time High (ATH) pada Jumat kemarin di level US$2.886,86 per ons. (KR)