SMDM - PT. Suryamas Dutamakmur Tbk

Rp 0

0 (0%)

JAKARTA – Manajemen PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) memproyeksikan kinerja pendapatannmya bisa menyentuh Rp650-700 miliar pada tahun 2024, dengan potensi laba mencapai Rp150-160 miliar.

Proyeksi ini disampaikan Hendri Somadinata, Corporate Secretary SMDM, dalam gelaran Public Expose Insidentil hari ini (11/2).

Pada tahun 2023, SMDM melaporkan pendapatan sebesar Rp496,5 miliar. Jika proyeksi tersebut terealisasi, maka pendapatan SMDM akan melonjak sekitar 30% year-on-year (yoy) per Desember 2024.

“Tapi ini belum final, masih dalam proses audit,” tegas Somadinata.

SMDM sudah menunjukkan peningkatan kinerja yang signifikan sejak akhir Q3 2024. Berdasarkan pemaparan manajemen, pendapatan SMDM meroket 62% yoy menjadi Rp556,5 miliar per September 2024. Lini bisnis real estate menjadi pendorong pertumbuhan SMDM, dengan perolehan sebesar Rp449,13 miliar, tumbuh 87,3% yoy.

“Ini disebabkan oleh program PPN DTP 100% hingga Juni, dan 50% hingga Desember,” klaim Somadinata.

Berkat lonjakan ini, laba bersih SMDM juga nyaris tumbuh dua kali lipat pada akhir Q3 2024, naik 94,86% yoy menjadi Rp120,95 miliar.

Ke depan, SMDM akan menggencarkan aktivitas pemasaran berbagai klaster dalam proyek perumahannya, seperti Royal Tajur, Rancamaya, dan Harvest City. Somadinata juga mengaku akan mulai menggarap Rancamaya 2 dengan luas total mencapai sekitar 200 hektar (Ha).

“Kita tidak mengembangkan sekaligus semua; bertahap, karena di Rancamaya 1 juga masih banyak landbank kita,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa pengembangan proyek ekstensi ini juga masih dalam tahap studi kelayakan oleh manajemen SMDM yang baru.

Perlu diketahui bahwa SMDM sudah resmi diakuisisi oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dengan porsi kepemilikan hingga 98,97% pada Oktober 2024 lalu.

Sejak awal tahun, harga saham SMDM menunjukkan tren positif, dengan kenaikan 174,04% year-to-date (ytd) ke posisi Rp1,425 per lembar, pada penutupan saham Jumat lalu (7/2). Kenaikan signifikan ini juga yang menjadi alasan transaksi saham SMDM mengalami suspensi oleh Bursa Efek Indonesia, Senin (10/2) kemarin.

Merespons hal ini, manajemen memandang bahwa volatilitas harga saham SMDM semata-mata akibat dinamika supply dan demand di bursa. “Perseroan senantiasa berkomitmen untuk memberikan informasi yang transparan dan akurat kepada para investor agar dapat mengambil keputusan investasi yang tepat,” ujar Somadinata. (ZH/KR)