JAKARTA - Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri BUMN, atau akrab disapa Tiko, mengungkapkan bahwa laba bersih konsolidasi BUMN hingga akhir Desember 2024 mengalami koreksi sebesar 7,03% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Berdasarkan data Kementerian BUMN, laba konsolidasi perusahaan pelat merah tahun ini tercatat sebesar Rp304 triliun, lebih rendah dari capaian 2023 yang mencapai Rp327 triliun. Perlu dicatat bahwa angka tersebut masih bersifat sementara, karena belum diaudit secara resmi.

“Prediksi kami, laba bersih di tahun 2024 akan sedikit turun, karena makin sempitnya crack spread dari kilang Pertamina,” ujar Tiko saat berbicara dalam acara Mandiri Investment Forum di Jakarta, Selasa (11/2).

Meskipun terjadi penurunan laba, pendapatan konsolidasi BUMN justru mengalami pertumbuhan positif. Sepanjang tahun 2024, pendapatan mencapai Rp3.128 triliun, meningkat 6,6% yoy dari Rp2.933 triliun pada akhir 2023.

Tiko juga menegaskan bahwa meskipun profitabilitas tertekan, fundamental keuangan BUMN tetap solid dengan pertumbuhan aset dan ekuitas yang konsisten.

Kementerian BUMN mencatat total aset konsolidasi BUMN pada 2024 mencapai Rp10.950 triliun, meningkat 5,3% yoy dari Rp10.402 triliun pada periode yang sama di tahun 2023. Secara keseluruhan, dalam periode 2020-2024, total aset BUMN mengalami pertumbuhan sebesar 7,1%.

Dari segi ekuitas, BUMN mencatatkan kenaikan 1,91% yoy menjadi Rp3.510 triliun, tumbuh dari Rp3.444 triliun per Desember 2023. Jika ditarik dalam rentang lima tahun terakhir (2020-2024), total ekuitas mengalami kenaikan signifikan sebesar 9,1%. (EF/ZH)