PTRO catat backlog tertinggi Rp64,3 triliun di 2024
![](https://photos.idnfinancials.com/d/1600x900/_NEW/PTRO%20File%20-%20Mining%20Supervisor%20%20Memantau%20Produktivitas%20Operasional%20Secara%20Real-time%20Melalui%20Aplikasi.jpg&nc)
JAKARTA - PT Petrosea Tbk (PTRO) membukukan total backlog sebesar Rp64,3 triliun hingga akhir tahun 2024. Angka ini merupakan nilai tertinggi selama lebih dari 50 tahun.
"Rekam jejak lebih dari lima dekade yang kami miliki menjadi landasan kuat untuk terus memberikan hasil yang maksimal dan memperkuat posisi kami dalam menghadapi peluang dan tantangan di masa depan," ujar Kartika Hendrawan, Chief Investment Officer PTRO, pada siaran pers Kamis (13/2).
Selain capaian backlog, PTRO mengungkapkan sejumlah kontrak baru yang berhasil diperoleh pada 2024. Salah satunya termasuk perjanjian jasa pertambangan dengan PT Pasir Bara Prima senilai Rp17,4 triliun.
Selain itu, PTRO juga menandatangani perjanjian Onshore Early Works EPC untuk proyek Ubadari, Tangguh EGR/CCUS & Tangguh Onshore Compression (UCC). Nilai kontrak perjanjian ini sebesar Rp4,6 triliun dengan jangka waktu 2 tahun.
PTRO juga telah memiliki perjanjian pengadaan dan konstruksi tambang Blok Pomalaa dengan PT Vale Indonesia Tbk (INCO), yang memiliki nilai kontrak sebesar Rp2,8 triliun dan jangka waktu 2 tahun.
Sebagai informasi, berdasarkan kinerja keuangan pada kuartal-III 2024, PTRO mencatatkan kenaikan sebesar 21,74% year-on-year (yoy) menjadi US$510 juta. Namun laba bersihnya terpantau turun tajam 71,02% yoy menjadi US$3,1 juta.
Perlu diketahui, harga saham PTRO sempat mengalami kenaikan signifikan di awal tahun, setelah stock split 1:10 yang dilakukan pada 3 Januari 2025 lalu.
Walaupun sempat ambles pada Jumat, (7/2) kemarin, harga saham emiten milik Prajogo Pangestu ini, sudah bertumbuh 23,86% year-to-date (ytd) menjadi Rp3,400 pada akhir sesi pertama perdagangan hari ini (13/2). (DK/ZH/KR)