BUVA rights issue 3,6 miliar saham, simak rencananya!

JAKARTA – PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA), emiten perhotelan asal Bali, bersiap menyelenggarakan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue, sebanyak 3,6 miliar lembar.
Jumlah saham tersebut setara 17,48% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan, yang tercatat 20,6 miliar lembar per Januari 2024.
Aksi perseroan ini berpotensi membuat porsi saham investor eksisting terdilusi hingga 17,48%, jika tidak mengambil bagian atas saham baru yang akan diterbitkan.
Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia kemarin (13/2), rencana ini akan dibahas dan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Agenda rapat dijadwalkan pada 24 Maret 2025 mendatang.
Rights issue akan digelar dalam rentang waktu tidak lebih dari satu tahun, setelah persetujuan RUPSLB tersebut.
“Perseroan berencana untuk menggunakan seluruh dana bersih yang diperoleh dari Penambahan Modal (setelah dikurangi biaya emisi), untuk pembiayaan proyek Perseroan yang akan datang,” ungkap manajemen BUVA.
Lebih lanjut, dana hasil rights issue juga dapat dialokasikan untuk memacu pertumbuhan anorganik—lewat akuisisi perusahaan lain—serta memenuhi kewajiban perseroan.
Perseroan belum merinci harga pelaksanaan untuk rights issue mendatang. Namun harga saham BUVA mencatatkan kenaikan cukup signifikan sejak awal tahun, mencapai 110,53% year-to-date (ytd), menjadi Rp 121 per lembar pada pukul 11.30 WIB. (ZH/KR)