BRMS tegaskan tambang emasnya di Palu tetap beroperasi

JAKARTA – PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menyangkal adanya penyegelan yang dilakukan oleh organisasi kemasyarakatan (ormas) di fasilitas produksi emas milik anak usahanya, PT Citra Palu Minerals (CPM).
“Tidak ada penyegelan maupun penutupan kantor CPM,” kata Agus Projosasmito, Direktur Utama & CEO BRMS, dalam keterangan resminya hari ini.
Menurut laporan IDNFinancials.com sebelumnya, warga yang tergabung dalam Front Pemuda Kali (FPK) menggelar unjuk rasa pada Senin (12/2) kemarin di depan kantor CPM. Dalam unjuk rasanya, FPK menuntut CPM untuk menghentikan aktivitas tambang di Poboya, Mantikulore, Palu.
Menanggapi aksi tersebut, Manajemen BRMS mengaku CPM sudah melakukan analisa dampak lingkungan dan berbagai izin yang diperlukan. Mulai dari izin kontrak karya, persetujuan operasi produksi, studi kelayakan, dan izin lainnya untuk pertambangan open-pit maupun underground.
Di samping itu, kata Agus, seluruh rangkaian kegiatan penambangan juga dilakukan dengan studi komprehensif, serta ditangani oleh tenaga ahli dan teknologi terkini. “Oleh karenanya seluruh dampak kegiatan perusahaan dapat diminimalkan serendah mungkin, atau bahkan dihilangkan,” imbuh Agus.
Dengan aktivitas produksi yang dilakukan oleh CPM, BRMS optimis kinerja produksi emas di Poboya akan meningkat. Hal ini juga diharapkan bisa mendorong kinerja keuangan perseroan di masa mendatang. (KR)