UNVR - PT. Unilever Indonesia Tbk

Rp 1.350

-25 (-2,00%)

JAKARTA – PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) baru saja mengumumkan perolehan laba bersihnya sebesar Rp3,37 triliun untuk tahun buku 2024, turun hampir 30% secara year-on-year (yoy).

Manajemen UNVR mengaku penurunan itu sebagai dampak penataan ulang (reset) bisnis, yang perlu dilakukan untuk meringankan biaya dan mendorong pertumbuhan. “Kami mulai melihat progres dan kami percaya upaya-upaya ini akan membangun landasan yang lebih kuat untuk pertumbuhan jangka panjang,” ungkap Benjie Yap, lewat keterangan resmi.

Dengan kinerja Full Year (FY) 2024 yang tidak sesuai ekspektasi, BRI Danareksa Sekuritas memangkas proyeksi laba bersih UNVR menjadi Rp3,3 triliun untuk FY 2025 dan Rp3,45 triliun untuk FY 2026. Pemangkasan ini lebih rendah 9,9% untuk FY 2025 dan 13,1% FY 2026, dari proyeksi awal.

Lemahnya volume penjualan,Average Selling Price (ASP), dan tingginya beban operasional (operational expense/opex), jadi alasan pemangkasan proyeksi kinerja UNVR. Di sisi lain, UNVR diperkirakan masih akan terus mengurangi persediaan barang dan harmonisasi harga pada semester pertama (1H) 2025.

Di sisi lain, sebagian besar emiten FMCG (Fast Moving Consumer Good) tengah bersiap dengan musim Idul Fitri pada kuartal pertama tahun ini. Namun lonjakan permintaan pada musim ini, dinilai tidak berdampak besar bagi UNVR.

“Maka dari itu, katalis yang cukup potensial bagi UNVR di masa mendatang hanya peningkatan kinerja, yang akan tercermin pada 2H 2025,” tulis BRI Danareksa Sekuritas dalam laporannya.

Selain itu, ekspektasi yield dividen yang tinggi dari UNVR, juga diyakini mampu menopang penguatan harga saham. Untuk itu BRI Danareksa Sekuritas menaikkan peringkat untuk saham UNVR menjadi Hold, dengan target harga Rp1.500 per lembar. (KR)