Dalam 12 tahun, utang luar negeri naik 59,65%

JAKARTA - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia naik 3,99% year-on-year (yoy), dari US$408,52 miliar yang tercatat pada Desember 2023, menjadi US$424,84 miliar pada Desember 2024.
Jika ditarik jauh ke belakang, catatan ULN Indonesia sudah melonjak 59,65% dari US$266,10 miliar yang dicatatkan pada akhir Desember 2013
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) dikutip Selasa (18/1), ULN per Desember 2024 terdiri dari utang Pemerintah dan Bank Sentral senilai US$230,74 miliar, Lembaga Keuangan US$194,10 miliar, dan Bukan Lembaga Keuangan US$156,13 miliar.
Sebagai perbandingan, pada Desember 2023, ULN dari kelompok Pemerintah dan Bank Sentral tercatat sebesar US$210,07 miliar, Lembaga Keuangan US$198,45 miliar, dan Bukan Lembaga Keuangan US$159,49 miliar.
Sementara itu, berdasarkan krediturnya, per Desember 2024 negara pemberi pinjaman menyalurkan US$202,50 miliar, diikuti dengan Organisasi Internasional US$45,39 miliar, dan Lainnya US$176,95 miliar.
Lima negara tercatat sebagai kreditur terbesar yakni, Singapura, yang menyalurkan US$57,10 miliar, diikuti Amerika Serikat (AS) US$27,02 miliar, Tiongkok US$22,87 miliar, Jepang US$21,01 miliar, dan Hongkong US$18,5 miliar.
Dari segi organisasi internasional, lima kreditur terbesar adalah International Bank for Reconstruction and Development (IBRD), yang menyalurkan US$21,17 miliar, diikuti Asian Development Bank (ADB) US$11,18 miliar, International Monetary Fund (IMF) US$8,39 miliar, Inter-American Development Bank (IDB) US$1,39 miliar, dan International Fund for Agricultural Development (IFAD) US$289 juta. (LK/ZH)