Goldman Sachs naikkan proyeksi harga emas jadi US$3.100

JAKARTA – Goldman Sachs, bank investasi dan perusahaan jasa keuangan terbesar dari Amerika Serikat (AS), memproyeksikan harga emas akan tembus US$3.100 per troy ounce pada akhir tahun ini.
Proyeksi itu lebih tinggi dari estimasi awal, yang hanya diperkirakan mencapai US$2.890 per troy ounce.
Daan Struyven, Co Head of Commodities Research Goldman Sachs, mengatakan ada 2 alasan penting yang mendorong kenaikan proyeksi harga emas tahun ini.
Pertama, kata Struyven, permintaan emas dari sejumlah bank sentral semakin meningkat. Apalagi di tengah eskalasi tarif antara sejumlah negara besar seperti Amerika Serikat (AS) dan sejumlah mitra dagangnya.
“Kami juga melihat bank pembelian emas oleh bank sentral meningkat hingga 5 kali lipat sejak 2022,” ungkap Struyven, dalam sebuah wawancara pada Selasa (18/2) kemarin.
Selain itu, kata Struyven, emas memiliki volatilitas yang lebih rendah. “Hal ini membuat emas jadi aset safe-haven yang menarik,” imbuhnya.
Menurut data yang dihimpun IDNFinancials.com, harga emas di pasar spot menguat 1,26% pada penutupan perdagangan Selasa kemarin ke level US$2.934,10 per troy ounce. (KR)