JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga BI Rate pada level 5,75%, diikuti dengan suku bunga deposit facility 5,00% dan dan lending facility 6,50%.

Perry Warjiyo, Gubernur BI, mengatakan keputusan itu sejalan dengan upaya stabilisasi inflasi dan nilai tukar rupiah, di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.

“Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati prospek inflasi dan pertumbuhan ekonomi dalam memanfaatkan ruang penurunan suku bunga BI-Rate dengan mempertimbangkan pergerakan nilai tukar rupiah,” ungkap Perry, dalam konferensi pers yang digelar Rabu (19/2) kemarin.

Meskipun menahan suku bunga, kata Perry, BI akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi dengan berbagai kebijakan makroprudensial. Misalnya lewat Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM), untuk mendorong kredit perbankan pada sejumlah sektor prioritas.

“Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk turut menopang pertumbuhan, khususnya sektor perdagangan dan UMKM,” ungkap Perry. (KR)