BJTM: Kasus ini terungkap dari hasil pemeriksaan OJK dan internal

JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) menegaskan bahwa perseroan menghormati proses hukum dan telah melakukan koordinasi dengan aparat penegak hukum, terkait dugaan kasus kredit fiktif yang melibatkan PT Inti Daya Group.
“Kasus ini terungkap setelah pemeriksaan oleh OJK dan Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) BJTM. Manajemen juga telah melaporkan kasus ini sebagai bentuk penegakan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance),” kata Fenty Rischana, Corporate Secretary BJTM, dalam keterbukaan informasi, Jumat (21/2) lalu.
Dalam upaya pemulihan ini, BJTM akan melakukan asset recovery serta pencadangan kerugian dalam laporan keuangan tahun 2024 agar tidak mengganggu kinerja perusahaan.
Meski tengah menghadapi kasus hukum, manajemen memastikan bahwa operasional dan pelayanan kepada nasabah tetap berjalan normal. Dalam perdagangan Senin (24/2) saham BJTM mengalami penurunan setelah muncul dugaan kasus kredit fiktif yang melibatkan pemimpin cabang BJTM di Jakarta.
Kasus ini berawal dari dugaan manipulasi pemberian kredit kepada PT Inti Daya Group, yang menggunakan perusahaan nominee dan agunan fiktif berupa Surat Perintah Kerja (SPK), serta invoice dari perusahaan BUMN.
Kejaksaan Tinggi Daerah Khusus Jakarta (Kejati DK Jakarta) telah menetapkan tiga tersangka, termasuk Kepala BJTM cabang Jakarta dan dua petinggi PT Inti Daya Group. Kasus ini disebutkan menimbulkan kerugian yang diperkirakan mencapai Rp569,4 miliar.
Pada perdagangan sesi I Senin (24/2), harga saham BJTM melemah 2,8% atau 15 poin ke Rp515 per lembar, jika dibandingkan harga saham saat pembukaan sebesar Rp535 per saham. (VA/DK/KR)