Laba bersih BFIN turun 4,87% yoy di 2024, ini penyebabnya!
JAKARTA - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mencatat penurunan laba bersih sebesar 4,87% year-on-year (yoy) menjadi Rp1,6 triliun pada tahun buku 2024.
Penurunan itu sejalan dengan kinerja pendapatan BFIN yang melambat 0,31% yoy, menjadi Rp6,33 triliun pada 2024. Meski demikian, perusahaan tetap mencatatkan pertumbuhan piutang pembiayaan sebesar 9,6% yoy menjadi sebesar Rp24,1 triliun.
Sutadi, Presiden Direktur BFIN, menyatakan penurunan laba bersih dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang melemah. Selain itu, kata Sutadi, volatilitas harga komoditas turut mempengaruhi sektor pembiayaan.
"BFIN terus berinovasi dalam strategi bisnis dengan memperkuat jalur akuisisi dan kolaborasi strategis," kata dia dalam keterangan resmi, Selasa (25/2).
Dari sisi profitabilitas, BFIN mencatatkan Return on Asset (ROA) sebesar 8,0% dan Return on Equity (ROE) sebesar 15,7% pada 2024.
Di tengah tekanan ekonomi, perusahaan juga berhasil menjaga rasio pembiayaan bermasalah (NPF) bruto pada level 1,25% dan neto 0,21%, lebih rendah dari rata-rata industri yang mencapai 2,70%.
Selain menjaga kualitas kredit, BFIN juga terus berupaya memperluas layanan berbasis digital untuk meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas pembiayaan. Langkah ini sejalan dengan strategi perusahaan untuk tetap kompetitif pada digitalisasi industri keuangan.
"Kami akan terus menghadirkan solusi keuangan yang lebih customer-centric dan menjawab kebutuhan pasar yang dinamis," katanya. (DK/KR)