Analis sebut strategi ekspansi mendorong valuasi BRMS

JAKARTA – PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) berupaya mempercepat pengembangan tambang bawah tanah di Poboya, dengan rencana pendanaan sebesar US$200-300 juta.
Langkah ini sejalan dengan momentum kenaikan harga emas global, yang diperkirakan tumbuh hingga 19,3% year-on-year (yoy) pada 2025.
Benyamin Mikael, Analis UOB Kay Hian, menilai ekspansi ini dapat menjadi katalis utama bagi kinerja dan valuasi BRMS. "Pengembangan tambang bawah tanah akan meningkatkan produksi secara signifikan dan berpotensi mendongkrak valuasi perusahaan," kata Benyamin, dalam laporan risetnya.
Benyamin juga menyebut saat ini investor tampaknya belum sepenuhnya memperhitungkan potensi bisnis BRMS, yang memiliki cadangan tembaga di Gorontalo. "Cadangan tembaga ini bisa menjadi pendorong pertumbuhan baru," ungkapnya.
Seoerti diberitakan IDNFinancials.com sebelumnya, tambang bawah tanah BRMS di Poboya dijadwalkan mulai beroperasi pada 2027 mendatang. Setelah tambang ini beroperasi, BMRS optimis volume produksi emasnya meningkat hingga 200.000 ons pada 2029, didukung tinggnya kadar emas dari proyek tambang bawah tanah.
Namun Benyamin mengingatkan bahwa BRMS juga tetap memiliki sejumlah risiko yang perlu diperhatikan. Misalnya seperti fluktuasi harga emas hingga, serta ketepatan waktu dan kesiapan operasi tambang emas bawah tanah.
“Keberhasilan eksekusi proyek akan menentukan seberapa besar BRMS bisa memanfaatkan peluang ini,” jelas Benyamin. (KR)