ULTJ - PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk

Rp 1.400

-20 (-1,00%)

JAKARTA - PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) mencatat laba bersih Rp1,13 triliun per 31 Desember 2024, mengalami penurunan sebesar 2,58% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,16 triliun.

Laporan Keuangan 2024 ULTJ yang disampaikan dalam keterbukaan informasi Jumat (28/2), menyebutkan bahwa perseroan membukukan penjualan senilai Rp8,87 triliun, meningkat 6,86% year-on-year (yoy) dari Rp8,3 triliun, sedikit di bawah target manajemen sebesar 7-10%.

Namun, beban pokok penjualan juga mengalami kenaikan 4,3% yoy menjadi Rp5,85 triliun dari Rp5,61 triliun, membuat laba susut 2,58% yoy.

Sebelumnya, pada kuartal-III 2024, laba ULTJ juga mengalami penurunan laba bersih meski penjualan meningkat. ULTJ mencatatkan total penjualan sebesar Rp6,58 triliun, naik 7,6% yoy dari Rp6,11 triliun.

Namun, laba bersih ULTJ mengalami penurunan sebesar 6,1% yoy, dari Rp951 miliar menjadi Rp893 miliar pada Q3 2024.

Untuk tahun 2025, ULTJ berupaya melakukan penguatan segmen unggulan seperti produk susu dan teh yang menjadi kontributor utama bagi penjualan.

"Kami menargetkan pertumbuhan penjualan double digit [di tahun 2025], dengan produk unggulan Dairy UHT dan Tea RTD," kata Pahala, Head of Finance ULTJ, dikutip dari Hasil Paparan Publik, Jumat (23/12). 

Selain itu, perseroan juga berencana untuk memperluas pasar dengan memanfaatkan jalur distributor dan anak perusahaan agar dapat menjangkau lebih banyak konsumen, baik di pasar domestik maupun internasional.

Di acara yang sama, Pahala mengungkapkan bahwa untuk menghadapi volatilitas harga komoditas seperti kakao dan gula, ULTJ mengambil langkah-langkah proaktif untuk memitigasi dampak tersebut, seperti monitoring dan proyeksi harga bahan baku secara berkala untuk menentukan strategi dan waktu pembelian yang optimal, serta berkolaborasi strategis dengan pemasok untuk menjamin kestabilan pasokan. (EF/ZH)