Penjualan naik, laba MYOR turun 6,05% di 2024

JAKARTA – Emiten konsumer terbesar di Indonesia, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatatkan penurunan laba bersih di tengah kenaikan penjualan sepanjang tahun 2024.
Menurut data IDNFinancials.com, laba bersih MYOR turun 6,05% year-on-year (yoy) menjadi Rp3 triliun pada tahun buku 2024. Di tahun sebelumnya, laba bersihnya masih bisa tembus Rp3,19 triliun.
Meskipun labanya tertekan, penjualan bersih MYOR justru tumbuh 14,57% yoy, dari Rp31,49 triliun pada 2023 menjadi Rp36,07 triliun di 2024.
Sebelumnya, manajemen MYOR menyatakan kinerja tahun lalu masih sejalan dengan target. Namun, pada 2025 ini perseroan menghadapi tantangan utama seperti fluktuasi harga komoditas, yang berpotensi mempengaruhi margin keuntungan.
Di sisi lain, MYOR juga sedang mempersiapkan peluncuran beberapa produk baru, dalam rangka memperkuat posisi mereka di pasar. Namun rincian lebih lanjut mengenai produk baru tersebut masih belum dapat diungkapkan.
“Tantangan 2025 masih terkait dengan fluktuasi harga komoditas, sedangkan produk baru ada beberapa produk yang sudah siap launch,” kata Manajemen MYOR.
Kenaikan ini didorong oleh bisnis makanan olahan dalam kemasan yang berkontribusi sebesar Rp21,86 triliun, serta segmen minuman olahan dalam kemasan senilai Rp18,62 triliun.
Kenaikan beban pokok penjualan menjadi faktor utama yang menekan laba MYOR. Beban ini naik 20,37% yoy menjadi Rp27,77 triliun di 2024, menyebabkan laba kotor MYOR turun 1,19% yoy Rp8,3 triliun di 2024.
Pada perdagangan hari ini (3/3) hingga pukul 11.14 WIB, harga saham MYOR menguat 1,42% ke level Rp2.160 per lembar. Sedangkan dalam sebulan terakhir, harga sahamnya turun 7,73% dari Rp2.330 per lembar. (DK/KR)