Laba turun tipis, ini jejak saham ADMR

JAKARTA - Laba PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) turun tipis, meski pendapatan tumbuh di atas 6,35% year-on-year (yoy) pada 2024 dibandingkan tahun 2023. Selain itu, saham emiten ini terkoreksi 46,62% dalam setahun terakhir.
Dikutip dari Laporan Keuangan Tahun 2024 yang dipublikasikan pada Senin (3/3), Christian Ariano Rachmat, Presiden Direktur ADMR, menyampaikan laba bersih perusahaan turun 0,98% yoy menjadi US$436,65 juta dari laba tahun 2023 senilai US$441,02 juta.
ADMR membukan kenaikan pendapatan 6,35% yoy menjadi US$1,15 miliar dari US$1,08 miliar di tahun 2023. Margin laba kotor tercatat 50%, turun dari margin laba kotor tahun 2023 di level 53,73%.
Sementara itu, laba usaha melandai menjadi US$540,34 juta dari US$574,63 juta disebabkan kenaikan signifikan pada beban usaha.
Kontributor pendapatan ADMR dari Pihak Berelasi sebanyak US$455,26 juta, turun 6,49% yoy dari US$486,09 juta, sedangkan dari Pihak Ketiga naik 16,63% yoy menjadi US$69,65 juta dari US$599,86 juta.
Perlu diketahui, sejumlah konsumen pihak ketiga ADMR dengan kontribusi di atas 10% dari total pendapatan yakni, PT Risun Wei Shan Indonesia US$152,91 juta, meroket 338,58% yoy dari US$34,86 juta, dan Posco International Corporation US$132,48 juta, melesat 515% yoy dari US$21,54 juta.
Dalam setahun, saham ADMR terkoreksi 46,62%, atau turun Rp690 menjadi Rp790 per saham. Dalam enam bulan, harga sahamnya juga turun 38,28% atau Rp490, sedangkan dalam sebulan terakhir, harganya turun 16,40% atau Rp155 per lembar.
Namun, pada penutupan transaksi Senin (3/3), saham ADMR menguat 1,94% atau Rp15 per saham. (LK)