BCA tetap konservatif saat bank lain tawarkan bunga deposito tinggi
JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA memilih strategi konservatif di tengah persaingan likuiditas perbankan yang cukup ketat, dengan memberikan imbal hasil yang relatif lebih rendah dari bank-bank lain.
Presiden Direktur BCA, Yahya Setiaatmadja, mengatakan saat ini perseroan tidak perlu agresif menaikkan suku bunga simpanan seperti deposito. Alasannya, kata Yahya, kondisi likuiditas BCA masih dalam cukup aman.
“Di pasar ada yang sangat konservatif memberikan bunga deposito bahkan giro, ada yang berani kasih 5-7%. Itu pertanda apa? Ya karena mereka butuh likuiditas,” ungkap Yahya, dalam sesi Emiten Talk yang diadakan oleh Stockbit Sekuritas Digital, akhir pekan lalu.
Pada 2024, LDR atau Loan-to-Deposit Ratio BCA berada di level 78,4%. Posisi ini, menurut Yahya masih cukup stabil. Sehingga BCA bisa menjaga keseimbangan ekspansi kredit dan likuiditas, tanpa harus bersaing memberikan bunga deposito tinggi.
“Secara umum cukup likuid, tetapi bank per bank itu akan berbeda,” jelas Yahya.
Saat ini BCA hanya memberikan bunga 3% per tahun untuk simpanan deposito di bawah Rp2 miliar, dengan tenor 1-3 bulan. Sedangkan untuk simpanan deposito di atas Rp5 miliar sampai Rp100 miliar BCA memberikan bunga 3,25% per tahun. (KR)