GEMS - PT. Golden Energy Mines Tbk

Rp 8.175

+625 (+8,00%)

JAKARTA – PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), emiten pertambangan dan perdagangan batu bara, mencatat penurunan pendapatan 2024 sebesar 6,8% year-on-year (yoy) menjadi US$2,7 miliar, dari US$2,9 miliar pada 2023.

Padahal berdasarkan materi Public Expose 2024, volume produksi batu bara GEMS naik 10% yoy menjadi 50,7 juta ton pada 2024. Penjualannya juga naik 11% yoy, dari 46,9 juta ton menjadi 51,9 juta ton.

Meskipun beban pokok pendapatannya turun 8,8% yoy menjadi US$1,6 miliar, laba kotor GEMS hanya turun 3,6% yoy menjadi US$1,1 miliar pada 2024. Efisiensi ini meningkatkan margin laba kotor GEMS, dari 39,5% menjadi 40,8%.

Berdasarkan keterbukaan informasi hari ini (4/3), GEMS melaporkan penurunan EBITDA 14,5% yoy menjadi US$632 juta. Kemudian laba bersihnya juga turun hingga 8,6% yoy menjadi US$473,8 juta pada tahun 2024, dari US$518,4 juta pada tahun sebelumnya.

GEMS memiliki total konsesi area seluas 66.204 hektar, yang tersebar di Sumatra dan Kalimantan. “Dengan jumlah cadangan batu bara sebesar 0,90 miliar ton,” ungkap manajemen.

Perlu dicatat bahwa 63% penjualan GEMS pada 2024 didominasi oleh pasar ekspor. Sebagai eksportir baru bara, GEMS berpotensi terdampak aturan Harga Patokan Batubara (HPB) yang berlaku efektif mulai 1 Maret 2025. Aturan ini mewajibkan perseroan menggunakan HPB sebagai acuan harga ekspor dan penjualan domestik non-DMO (Domestic Market Obligation).

Seperti yang diberitakan IDNFinancials.com sebelumnya, analis CGS International Sekuritas Indonesia menilai kebijakan ini dapat menjaga harga jual, namun berisiko membuat eksportir kehilangan pangsa pasar. (ZH/KR)