Dana pensiun dan institusi diharapkan dorong likuiditas pasar modal

JAKARTA – Anjloknya kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan terakhir mendapat respons dari sejumlah konglomerat dan regulator, dalam pertemuan yang diadakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada awal pekan ini.
Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk (INDY), Arsjad Rasjid, mengatakan saat ini pelaku pasar dan regulator bisa menjaga ketahanan domestik, di tengah dinamika pasar global. Salah satunya, kata Arsjad, dengan melibatkan lebih banyak big funds dari dalam negeri untuk mendorong likuiditas pasar.
“Harapannya juga tadi bahwa dana pensiun ataupun lembaga-lembaga keuangan lain serta institusi, masuk ke dalam yang bursa kita secara bersama,” kata Arsjad.
Senada dengan hal tersebut, CEO Bakrie Group, Anindya Bakrie, juga mendorong agar investor institusi juga meningkatkan porsinya di pasar modal. Apalagi baru-baru ini, pemerintah Indonesia juga telah merevisi undang-undang BUMN.
“Mungkin dari undang-undang BUMN yang baru ini lebih fleksibel untuk mereka [investor institusi] melakukannya,” kata Anindya.
Sementara itu pengendali Grup Adaro, Garibaldi Thohir, mengatakan penurunan IHSG dalam sepekan terakhir lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti kebijakan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Di sisi lain, kata Thohir, masih cukup banyak emiten di BEI yang memiliki fundamental dan prospek yang cerah. “Kalau cerah pasti akan naik, kan. It's time to buy back,” ungkapnya.
Menurut pantauan IDNFinancials.com, pertemuan itu juga dihadiri oleh Franky Widjaja dari Grup Sinarmas dan Agus Salim Pangestu dari Grup Barito.
Franky dalam pemaparannya berharap para pelaku pasar akan bergotong royong menghadapi berbagai tekanan eksternal terhadap pasar modal Indonesia. Sementara itu Agus dalam kesempatan yang sama mengaku cukup optimis tekanan pada pasar modal ini, bisa dilalui bersama-sama. (KR)