AADI - PT. Adaro Andalan Indonesia Tbk

Rp 6.700

+325 (+5,10%)

JAKARTA – PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) mencatatkan pertumbuhan laba bersih 6,14% year-on-year (yoy) tahun 2024, mencapai US$1,21 miliar atau sekitar Rp19,56 triliun (kurs Rp16.157 per dolar).

Padahal pendapatan usaha AADI pada 2024 turun 10,07% yoy menjadi US$5,31 miliar, dari tahun sebelumnya yang mencapai dari US$5,92 miliar.

Padahal, volume penjualan AADI meningkat 7% yoy menjadi 68,06 juta ton. "Terdiri dari penjualan 65,85 juta ton batu bara termal dan 2,21 juta ton batu bara metalurgi," jelas manajemen lebih lanjut. 

Dalam siaran resminya di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin (4/3), manajemen AADI mengaku bahwa penurunan ini disebabkan oleh harga penjualan rata-rata (ASP) batu bara yang menurun hingga 17%.

Meski demikian, laba usaha AADI meningkat 6,46% yoy menjadi US$1,48 miliar pada 2024. Peningkatan ini didukung oleh pendapatan lain-lain yang mencapai US$ 330,77 juta, termasuk dari divestasi entitas asosiasi senilai US$322,94 juta.

Sementara itu, EBITDA operasional AADI turun 18,63% yoy menjadi US$1,315 miliar pada 2024. Namun margin EBITDA pada periode ini tetap sehat di level 25%.

Julius Aslan, Presiden Direktur & Chief Executive Officer AADI, mengakui kinerja perseroan pada 2024 juga dipengaruhi oleh pelemahan harga batu bara dunia. Namun hal ini disebut sebagai faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan.

 “Rekam jejak kami yang solid dalam mengarungi siklus batu bara adalah bukti resiliensi serta keahlian kami di sektor ini,” ujarnya dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (5/3). (EF/KR/ZH)