DRMA - PT. Dharma Polimetal Tbk

Rp 940

-20 (-2,00%)

JAKARTA – PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), emiten manufaktur komponen automotif, melaporkan penurunan laba 5,3% year-on-year (yoy) pada 2024.

Penurunan ini sejalan dengan kinerja pendapatan DRMA, yang tergelincir 0,6% yoy pada 2024 menjadi Rp5,5 triliun. Berdasarkan laporan keuangan terbarunya, penjualan domestik mendominasi pendapatan DRMA hingga 99,7%. Namun, perlu dicatat bahwa ekspor DRMA naik 40 kali lipat pada 2024.

Menurut keterangan resminya hari ini (6/3), kenaikan ekspor DRMA ditopang oleh PT Dharma Kyungshin Indonesia (DKI). Joint venture antara DRMA dan Kyungshin Corporation ini, telah mengekspor berbagai produk ke Amerika Serikat sejak Mei 2024 dan menyumbang Rp708,9 miliar penjualan.

Di tengah lesunya industri otomotif, segmen kendaraan roda dua (2W) tetap menjadi pilar pertumbuhan DRMA, dengan kontribusi penjualan Rp3,3 triliun.

Dengan efisiensi beban pokok penjualan hingga 1,4% yoy menjadi Rp4,5 triliun, laba kotor DRMA tumbuh 3% yoy menjadi Rp1,0 triliun pada 2024. Hal ini meningkatkan margin laba kotor dari 17,6% menjadi 18,2%.

Namun, lonjakan sejumlah beban lain menekan laba bersih DRMA hingga turun 5,3% yoy menjadi Rp579,3 miliar pada 2024. Di tahun sebelumnya, perseroan mencetak laba bersih Rp611,8 miliar.

Pada 2025, DRMA akan memperkuat potensi ekspor lewat DKI, yang tengah membangun pabrik baru seluas 2,3 hektare, dengan output produksi 1,5 kali lipat dari kapasitas eksisting. “Pabrik ini dijadwalkan selesai pada semester kedua 2025,” ungkap manajemen. (ZH/KR)